Ilustrasi: Ar-Rahmah |
Disadari atau tidak, ajang pemilihan puteri A dan puteri B merupakan bentuk penghinaan terhadap martabat perempuan. Kontes 'ratu-ratuan' seperti Miss Universe yang juga banyak diselenggarakan di Indonesia bukanlah suatu modernisasi, tapi kembali ke belakang ke zaman jahiliyyah.
Pada zaman jahiliyyah, masyarakat tidak menggunakan pemikiran atau kebijakan, tetapi yang digunakan adalah standar tubuh, fisik. Persis seperti yang dilakukan di ajang Miss Universe.
Kita lihat saja, apakah orang cantik itu mampu membuat bangsa menjadi sejahtera? Konkretnya, ketika ada orang sakit misalnya, apakah orang sakit itu tersembuhkan karena wajah cantik atau karena dokter? Ini jika kita berbicara secara medis.
Begitu juga dengan menata suatu negara, apakah suatu negara itu akan adil makmur, dipimpin oleh menteri-menteri yang cantik ataukah menteri- menteri yang tepat pada bidangnya? Jadi ukuran kecantikan sekarang ini adalah ukuran zaman dulu.
Kontes-kontes ini saya anggap sebagai suatu rekayasa terselubung untuk membuat bangsa ini mundur kembali, terutama kaum perempuannya. Mengapa yang dibidik kaum perempuan? Tuntunan agama Islam mengatakan, baik buruk perempuan adalah baik buruk negara itu sendiri.
Untuk itu perlu adanya pendekatan pada masyarakat agar menyadari bahwa kontes ratu-ratuan seperti ini tidak sesuai dengan aqidah Islam. Allah berfirman bahwa yang paling mulia di sisi Allah itu adalah orang yang bertaqwa, bukan orang cantik, bukan seperti ukuran para juri dalam kontes-kontes semacam itu, seperti dada diukur, pinggul diukur, bukan. Bukan itu yang akan dinilai, melainkan kadar taqwa masing-masing.
(Archive IC/dudung.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.