irenacenter.com
Selasa, 30 Desember 2014
Senin, 29 Desember 2014
Bagaimana Islam Memandang Soal Pernikahan Beda Agama?
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Apakah belum jelas ayat Allah yang sedemikian tegasnya mengatur tentang pernikahan beda agama ini?
"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu.Dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka. sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran."(Al-Baqarah: 221).
Maka kemudian muncul dalih, "bukankah Kristen itu Ahli Kitab?"
Ketahuilah, bahwa saat ini, tak ada Ahli Kitab (atau Ahlul Kitab) yang sama pada masa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Yahudi dan Kristen merupakan pengingkaran dari tauhid yang diajarkan nabi-nabi terdahulu, sehingga tidak bisa disamakan dengan Ahli Kitab.
Dan yang menyedihkan adalah, dampak bagi keberlangsungan hidup berkeluarga dalam pernikahan beda agama adalah, "TIDAK
TERWUJUD KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH, WARAHMAH".
Dalam Islam, pernikahan merupakan salah satu pelaksanaan dari syariat Islam, sehingga tunduk pada aturan Allah yang jadi Tuhan kita satu-satunya. Pernikahan merupakan tahap awal pembentukan keluarga Islami yang selanjutnya membentuk masyarakat yang Islami.
Yang perlu diingat, jika seorang wanita Muslim menikah dengan laki-laki non Muslim, status pernikahannya tidak sah dan dipandang sebagai zina seumur hidup karena gerbang awalnya (aqad pernikahan) sudah jelas tidak sah. Hal buruk lain yang mengikuti pernikahan beda agama adalah rusaknya nasab (garis keturunan) sang anak dengan orangtuanya. Jika ibunya Muslim sedangkan ayahnya non Muslim maka terputuslah hak perwalian dan hak waris dari ayah tersebut kepada anaknya. Ini adalah hal yang sangat mengkhawatirkan dan meresahkan.
Dengan demikian, pernikahan tidak semata-mata mempertemukan seorang laki-laki dengan seorang wanita, tapi memiliki tujuan jangka panjang, tidak hanya di dunia ini saja, tapi sampai ke akhirat nanti, sejalan dengan visi atau tujuan jangka panjang perjalanan hidup kita. Karena itu, maka dalam pernikahan diperlukan laki-laki dan wanita yang menjadi suami dan isteri yang satu visi hidup. Ketika seseorang masih memiliki komitmen keislaman, tidak mungkin ia menikah dengan non-Muslim, sebab dalam Islam, jangankan memilih non-Muslim, memilih yang muslim saja harus yang taat pada aturan Allah.
Rasulullah bersabda: “Wanita dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, kemuliaannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, pilihlah karena agamanya maka engkau akan beruntung.“
( HR Bukhari dan Muslim )
Masih memutuskan untuk mendebat hukum Allah dengan topeng "pernikahan beda agama"?
Dalam Islam, pernikahan merupakan salah satu pelaksanaan dari syariat Islam, sehingga tunduk pada aturan Allah yang jadi Tuhan kita satu-satunya. Pernikahan merupakan tahap awal pembentukan keluarga Islami yang selanjutnya membentuk masyarakat yang Islami.
Yang perlu diingat, jika seorang wanita Muslim menikah dengan laki-laki non Muslim, status pernikahannya tidak sah dan dipandang sebagai zina seumur hidup karena gerbang awalnya (aqad pernikahan) sudah jelas tidak sah. Hal buruk lain yang mengikuti pernikahan beda agama adalah rusaknya nasab (garis keturunan) sang anak dengan orangtuanya. Jika ibunya Muslim sedangkan ayahnya non Muslim maka terputuslah hak perwalian dan hak waris dari ayah tersebut kepada anaknya. Ini adalah hal yang sangat mengkhawatirkan dan meresahkan.
Dengan demikian, pernikahan tidak semata-mata mempertemukan seorang laki-laki dengan seorang wanita, tapi memiliki tujuan jangka panjang, tidak hanya di dunia ini saja, tapi sampai ke akhirat nanti, sejalan dengan visi atau tujuan jangka panjang perjalanan hidup kita. Karena itu, maka dalam pernikahan diperlukan laki-laki dan wanita yang menjadi suami dan isteri yang satu visi hidup. Ketika seseorang masih memiliki komitmen keislaman, tidak mungkin ia menikah dengan non-Muslim, sebab dalam Islam, jangankan memilih non-Muslim, memilih yang muslim saja harus yang taat pada aturan Allah.
Rasulullah bersabda: “Wanita dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, kemuliaannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, pilihlah karena agamanya maka engkau akan beruntung.“
( HR Bukhari dan Muslim )
Masih memutuskan untuk mendebat hukum Allah dengan topeng "pernikahan beda agama"?
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hj. Irena Handono
Minggu, 28 Desember 2014
Seluk Beluk Perayaan Tahun Baru Masehi
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, kita masih diberi kesempatan oleh Allah Ta'ala, untuk meneruskan kaji kita.
Sama seperti pembahasan sebelumnya yakni tentang Natal, pada pembahasan kali ini, saya mengajak ananda seluruhnya untuk memantapkan kembali aqidah yang menjadi jalan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Salah satunya adalah untuk tidak ber-tasyabbuh atau mengikuti tradisi orang-orang di luar Islam.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al Isra:36)”
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ
حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا
رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika
orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit
sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada
yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian
perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.
Meniup Terompet Tahun Baru: Mengikuti Tradisi Kaum Yahudi
Siapa yang tak kepincut dengan bersahut-sahutan meniup terompet tepat pada pergantian tahun? Seru, memang, Apalagi buat anak-anak muda jaman sekarang. Tapi ingat, meniup terompet pada malam peringatan Tahun Baru rupanya merupakan salah satu bentuk tasyabbuh yang tidak disadari.
Meniup
terompet pada tahun baru merupakan budaya masyarakat Yahudi untuk
menyambut datangnya Rosh Hasanah atau tahun baru Taurat, yang jatuh pada
bulan ketujuh atau tanggal 1 bulan Tishri dalam kalender Ibrani purba.
“Katakanlah kepada orang-orang Isra’el, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai (terompet), yakni hari pertemuan kudus” (Imamat 23:24)
Dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam sama sekali tidak menyukainya. Mengapa? Sebab, membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.
Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah anshar, “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.” (HR. Abu Daud, no.498 dan Al-Baihaqi, no.1704).
Topi Kerucut Tahun Baru: Tanda Anda Telah Murtad !
Dahulu, pada masa Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (keduanya penganut Kristiani) berkuasa di Andalusia -- ketika kaum muslimin dibantai – keduanya memberi jaminan hidup kepada orang Islam dengan satu syarat, yakni keluar dari Islam.
Maka untuk membedakan mana yang sudah murtad dan mana yang belum adalah ketika seorang muslim menggunakan baju seragam dan topi berbentuk kerucut dengan nama Sanbenito. Jadi, Sanbenito adalah sebuah tanda berupa pakaian khusus untuk membedakan mana yang sudah di-converso (murtad).
Saat itu umat Islam di Andalusia dibantai, kecuali yang memakai Sanbenito. Itu sama artinya dengan bersedia mengikuti agama Ratu Isabela. Topi ala Sanbenito itulah sebagai simbol orang Islam yang sudah murtad. Topi itu digunakan saat keluar rumah, termasuk ketika ke pasar. Dengan menggunakan sanbenito, mereka aman dan tidak dibunuh.
Setelah pembantaian selesai, agenda Ratu Isabela selanjutnya adalah mengejar muslim yang lari dan bersembunyi ke Amerika Selatan. Orang Islam yang tertangkap lalu diseret ke lembaga inkuisi (penyiksaan) yang dilaksanakan oleh orang gereja. Adapun pastur pertama yang ditunjuk Ferdinand dan Isabela untuk melaksanakan inkuisi adalah pastur bernama Torquemada. Ia adalah Jenderal Yahudi yang dikenal sebagai pembantai umat Islam Andalusia.
Bukan hanya orang Islam saja yang diseret ke lembaga inkuisisi, tapi juga orang yahudi yang menolak masuk Kristen. Di tanah lapang, mereka kemudian ada yang dibakar hidup-hidup, ada pula yang disiksa dengan kayu yang diruncingkan dan ditusuk dari bagian (maaf) duburnya. Penyiksaan lainnya ada yang dipatahkan kakinya. Kekejaman inkuisisi itu memang hendak membuat mati seseorang dengan secara perlahan, bahkan sambil tersenyum. Sadis!
Tanpa disadari, topi kerucut yang bernama Sanbenito ini sudah menjamur ke berbagai perayaan, termasuk ulang tahun. Maka, orang tua yang merayakan anaknya ulang tahun dan disertai topi kerucut seraya mendoakan anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah, justru mereka membuat pengumuman resmi bahwa anaknya telah murtad.
“Katakanlah kepada orang-orang Isra’el, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai (terompet), yakni hari pertemuan kudus” (Imamat 23:24)
Dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam sama sekali tidak menyukainya. Mengapa? Sebab, membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.
Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah anshar, “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.” (HR. Abu Daud, no.498 dan Al-Baihaqi, no.1704).
Topi Kerucut Tahun Baru: Tanda Anda Telah Murtad !
Dahulu, pada masa Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (keduanya penganut Kristiani) berkuasa di Andalusia -- ketika kaum muslimin dibantai – keduanya memberi jaminan hidup kepada orang Islam dengan satu syarat, yakni keluar dari Islam.
Maka untuk membedakan mana yang sudah murtad dan mana yang belum adalah ketika seorang muslim menggunakan baju seragam dan topi berbentuk kerucut dengan nama Sanbenito. Jadi, Sanbenito adalah sebuah tanda berupa pakaian khusus untuk membedakan mana yang sudah di-converso (murtad).
Saat itu umat Islam di Andalusia dibantai, kecuali yang memakai Sanbenito. Itu sama artinya dengan bersedia mengikuti agama Ratu Isabela. Topi ala Sanbenito itulah sebagai simbol orang Islam yang sudah murtad. Topi itu digunakan saat keluar rumah, termasuk ketika ke pasar. Dengan menggunakan sanbenito, mereka aman dan tidak dibunuh.
Setelah pembantaian selesai, agenda Ratu Isabela selanjutnya adalah mengejar muslim yang lari dan bersembunyi ke Amerika Selatan. Orang Islam yang tertangkap lalu diseret ke lembaga inkuisi (penyiksaan) yang dilaksanakan oleh orang gereja. Adapun pastur pertama yang ditunjuk Ferdinand dan Isabela untuk melaksanakan inkuisi adalah pastur bernama Torquemada. Ia adalah Jenderal Yahudi yang dikenal sebagai pembantai umat Islam Andalusia.
Bukan hanya orang Islam saja yang diseret ke lembaga inkuisisi, tapi juga orang yahudi yang menolak masuk Kristen. Di tanah lapang, mereka kemudian ada yang dibakar hidup-hidup, ada pula yang disiksa dengan kayu yang diruncingkan dan ditusuk dari bagian (maaf) duburnya. Penyiksaan lainnya ada yang dipatahkan kakinya. Kekejaman inkuisisi itu memang hendak membuat mati seseorang dengan secara perlahan, bahkan sambil tersenyum. Sadis!
Tanpa disadari, topi kerucut yang bernama Sanbenito ini sudah menjamur ke berbagai perayaan, termasuk ulang tahun. Maka, orang tua yang merayakan anaknya ulang tahun dan disertai topi kerucut seraya mendoakan anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah, justru mereka membuat pengumuman resmi bahwa anaknya telah murtad.
Kembali Pada Sejarah
Oleh sebab itulah, mengapa Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kita untuk mempelajari sejarah. Ini dilakukan agar kita tak salah langkah, apalagi sampai ber-tasyabbuh.
Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf: 111).
Demikian kaji singkat yang saya bagikan menjelang Tahun Baru ini, semoga Allah senantiasa menjaga langkah kita.
Rapatkan Barisan - Bentengi Aqidah - Lahirkan Generasi Qur'ani
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hj. Irena Handono
Sabtu, 20 Desember 2014
Pengajian Umum Bersama Hj. Irena Handono di Jepara
HADIRILAH !
PENGAJIAN UMUM BERSAMA
HJ. IRENA HANDONO
Senin, 29 Desember 2014
Pukul 13.00 WIB
Bertempat di Gedung Haji, Jepara
Kamis, 11 Desember 2014
Bolehkah Mengucapkan Selamat Natal?
Di bulan Desember ini seperti tahun-tahun sebelumnya dan sepanjang
tahun, selalu muncul pertanyaan yang ditujukan kepada saya, tentang
boleh tidaknya mengucapkan 'Selamat Natal'. Jawaban saya cukup singkat:
TIDAK!
Sebagian memberikan alasan bahwa mereka masih terikat pada pekerjaan yang dalam posisi sulit mengelak untuk mengucap 'Selamat Natal' pada relasi, customer, bos, atau atasan. Sebagian yang lain beralasan karena untuk menjaga hubungan baik, kekerabatan, kekeluargaan dengan saudara, ipar, orang tua, mertua ataupun tetangga.
Bahkan ada yang berdalih, rekan kerja suaminya, tetangga atau kerabatnya yang beragama Kristen, selalu hadir saat Idul Fitri, memberikan selamat dan bahkan ikut meramaikan perayaan Idhul Fitri di rumah. Maka, 'tidak enak' rasanya kalau harus cuek kala mereka sedang merayakan Natal. Dan seringkali 'toleransi' dijadikan dalih untuk menempatkan Muslim pada posisi sulit sehingga terjebak untuk berpartisipasi dalam kegiatan Natal.
Dan jawaban saya tetap tidak pernah berubah, cukup singkat, TIDAK BOLEH!. Apapun alasan, kita tidak boleh mengucapkan 'Selamat Natal' dalam apapun kondisinya.
Kali ini kita tidak membahas tentang Natal dari sudut sejarah. Karena insyaAllah kita sudah mengetahui semua, bagaimana sejarah Natal dan pengaruh budaya pagan Romawi yang kental mewarnai ritual 25 Desember ini. Namun kita akan membahas Natal dari sisi ibadah dan dampaknya pada aqidah.
Hakekat Natal
Natal adalah sebuah peringatan terhadap lahirnya Yesus (Isa as) sebagai Tuhan. Apakah benar Yesus dilahirkan pada 25 Desember? Tidak juga. Alquran menginfor-masikan bahwa Isa as lahir saat pohon kurma sedang berbuah lebat hingga buah-buahnya jatuh berguguran. Dan ini mustahil terjadi pada bulan Desember.
Namun yang penting ditekankan disini bahwa Natal adalah peringatan terhadap hari lahirnya/hadirnya Yesus sebagai Tuhan. Yang perlu digarisbawahi adalah kalimat, 'Yesus sebagai Tuhan'. Sehingga, peringatan Natal ini sesungguhnya adalah sebuah ibadah. Sebuah ibadah inti dalam agama Kristen. Karena tanpa peringatan 25 Desember (lahirnya Tuhan) maka eksistensi agama Kristen pun tidak ada.
Natal adalah ibadah yang masuk dalam wilayah aqidah. Karena di sinilah mula eksistensi ketuhanan agama lain (Kristen). Natal adalah salah satu inti iman Kristen.
Idul Fitri
Berbeda dengan Natal. Idhul Fitri adalah sebuah perayaan Muslim setelah melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Idul Fitri diisi dengan acara silaturahim, maaf memaafkan antara keluarga, tetangga, kerabat dekat maupun jauh, relasi di kantor, dsb. Perayaan ini memasuki wilayah hablu-minannas.
Konsistensi Menjaga Aqidah
Ketika seorang Kristen datang pada saat Idul Fitri dan mengucapkan selamat Idul fitri atau bahan ikutan mengucap 'mohon maaf lahir bathin', sesungguhnya tidak ada pelanggaran aqidah/iman yang dilakukan oleh orang Kristen tersebut terhadap agamanya. Mereka sangat menyadari hal ini. Jadi jangan heran ketika mereka sangat antusias ikut serta dalam perayaan Idhul Fitri. Karena tidak ada pelanggaran apapun dalam iman mereka. Tapi justru ini menjadi pintu masuk untuk menunjukkan bahwa mereka sangat toleran terhadap umat Islam dan secara tidak langsung juga menuntut agar umat Islampun toleran terhadap mereka dan agar Muslim tidak menolak ketika mereka mengajak untuk berpartisipasi dalam Natal. Ini tidak fair!
Tapi coba perhatikan, adakah mereka mau mengucapkan selamat kita Muslim merayakan Idhul Adha (Idul Qurban)? Tentu tidak pernah dan mereka tidak akan mau. Karena ketika seorang Kristen mengucapkan Idhul Adha kepada Muslim, maka ia sudah melanggar iman mereka. Mengapa demikian?
Idhul Adha
Bagi umat Islam, Idhul Adha adalah peringatan yang merefleksikan peristiwa keikhlasan dan loyalitas Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT dengan mengikhlaskan putranya Nabi Ismail AS untuk disembelih.
Namun dalam keimanan Kristen, putra tunggal Nabi Ibrahim AS adalah Ishak AS. Bibel tidak mengakui Nabi Ismail sebagai putra nabi Ibrahim. Iman Kristen sebagai mana yang tertulis dalam Bibel menyatakan bahwa putra yang akan disembelih oleh Nabi Ibrahim adalah Ishak, bukan Ismail.
Kejadian 22:2
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Bahkan lebih jauh, Nabi Ismail AS yang dihormati dalam Islam sebagaimana nabi-nabi yang lainnya, namun dalam Kristen Nabi Ismail dikatakan sebagai seorang laki-laki yang perilakunya seperti keledai liar.
Kejadian 16:11-12
Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
Sehingga, jika seorang Kristen meng-ucapkan selamat Idhul Adha berarti ia telah mengingkari ayat-ayat dalam kitab suci mereka. Menodai keimanan mereka terhadap firman Tuhannya.
Jika ucapan Idhul Fitri tidak membawa dampak apa-apa bagi umat Kristen, tapi justru menguntungkan mereka. Namun ucapan Idhul Adha justru akan sangat membahayakan iman/aqidah mereka. Dan hingga saat ini mereka sangat konsisten mempertahankan iman mereka.
Pertanyaannya, mengapa kita sebagai Muslim harus mempertaruhkan atau bahkan menggadaikan aqidah kita dengan mengucap 'Selamat Natal' atas dalih toleransi? Ini bukan toleransi, tapi pemerkosaan aqidah.
Sebagian memberikan alasan bahwa mereka masih terikat pada pekerjaan yang dalam posisi sulit mengelak untuk mengucap 'Selamat Natal' pada relasi, customer, bos, atau atasan. Sebagian yang lain beralasan karena untuk menjaga hubungan baik, kekerabatan, kekeluargaan dengan saudara, ipar, orang tua, mertua ataupun tetangga.
Bahkan ada yang berdalih, rekan kerja suaminya, tetangga atau kerabatnya yang beragama Kristen, selalu hadir saat Idul Fitri, memberikan selamat dan bahkan ikut meramaikan perayaan Idhul Fitri di rumah. Maka, 'tidak enak' rasanya kalau harus cuek kala mereka sedang merayakan Natal. Dan seringkali 'toleransi' dijadikan dalih untuk menempatkan Muslim pada posisi sulit sehingga terjebak untuk berpartisipasi dalam kegiatan Natal.
Dan jawaban saya tetap tidak pernah berubah, cukup singkat, TIDAK BOLEH!. Apapun alasan, kita tidak boleh mengucapkan 'Selamat Natal' dalam apapun kondisinya.
Kali ini kita tidak membahas tentang Natal dari sudut sejarah. Karena insyaAllah kita sudah mengetahui semua, bagaimana sejarah Natal dan pengaruh budaya pagan Romawi yang kental mewarnai ritual 25 Desember ini. Namun kita akan membahas Natal dari sisi ibadah dan dampaknya pada aqidah.
Hakekat Natal
Natal adalah sebuah peringatan terhadap lahirnya Yesus (Isa as) sebagai Tuhan. Apakah benar Yesus dilahirkan pada 25 Desember? Tidak juga. Alquran menginfor-masikan bahwa Isa as lahir saat pohon kurma sedang berbuah lebat hingga buah-buahnya jatuh berguguran. Dan ini mustahil terjadi pada bulan Desember.
Namun yang penting ditekankan disini bahwa Natal adalah peringatan terhadap hari lahirnya/hadirnya Yesus sebagai Tuhan. Yang perlu digarisbawahi adalah kalimat, 'Yesus sebagai Tuhan'. Sehingga, peringatan Natal ini sesungguhnya adalah sebuah ibadah. Sebuah ibadah inti dalam agama Kristen. Karena tanpa peringatan 25 Desember (lahirnya Tuhan) maka eksistensi agama Kristen pun tidak ada.
Natal adalah ibadah yang masuk dalam wilayah aqidah. Karena di sinilah mula eksistensi ketuhanan agama lain (Kristen). Natal adalah salah satu inti iman Kristen.
Idul Fitri
Berbeda dengan Natal. Idhul Fitri adalah sebuah perayaan Muslim setelah melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Idul Fitri diisi dengan acara silaturahim, maaf memaafkan antara keluarga, tetangga, kerabat dekat maupun jauh, relasi di kantor, dsb. Perayaan ini memasuki wilayah hablu-minannas.
Konsistensi Menjaga Aqidah
Ketika seorang Kristen datang pada saat Idul Fitri dan mengucapkan selamat Idul fitri atau bahan ikutan mengucap 'mohon maaf lahir bathin', sesungguhnya tidak ada pelanggaran aqidah/iman yang dilakukan oleh orang Kristen tersebut terhadap agamanya. Mereka sangat menyadari hal ini. Jadi jangan heran ketika mereka sangat antusias ikut serta dalam perayaan Idhul Fitri. Karena tidak ada pelanggaran apapun dalam iman mereka. Tapi justru ini menjadi pintu masuk untuk menunjukkan bahwa mereka sangat toleran terhadap umat Islam dan secara tidak langsung juga menuntut agar umat Islampun toleran terhadap mereka dan agar Muslim tidak menolak ketika mereka mengajak untuk berpartisipasi dalam Natal. Ini tidak fair!
Tapi coba perhatikan, adakah mereka mau mengucapkan selamat kita Muslim merayakan Idhul Adha (Idul Qurban)? Tentu tidak pernah dan mereka tidak akan mau. Karena ketika seorang Kristen mengucapkan Idhul Adha kepada Muslim, maka ia sudah melanggar iman mereka. Mengapa demikian?
Idhul Adha
Bagi umat Islam, Idhul Adha adalah peringatan yang merefleksikan peristiwa keikhlasan dan loyalitas Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT dengan mengikhlaskan putranya Nabi Ismail AS untuk disembelih.
Namun dalam keimanan Kristen, putra tunggal Nabi Ibrahim AS adalah Ishak AS. Bibel tidak mengakui Nabi Ismail sebagai putra nabi Ibrahim. Iman Kristen sebagai mana yang tertulis dalam Bibel menyatakan bahwa putra yang akan disembelih oleh Nabi Ibrahim adalah Ishak, bukan Ismail.
Kejadian 22:2
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Bahkan lebih jauh, Nabi Ismail AS yang dihormati dalam Islam sebagaimana nabi-nabi yang lainnya, namun dalam Kristen Nabi Ismail dikatakan sebagai seorang laki-laki yang perilakunya seperti keledai liar.
Kejadian 16:11-12
Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
Sehingga, jika seorang Kristen meng-ucapkan selamat Idhul Adha berarti ia telah mengingkari ayat-ayat dalam kitab suci mereka. Menodai keimanan mereka terhadap firman Tuhannya.
Jika ucapan Idhul Fitri tidak membawa dampak apa-apa bagi umat Kristen, tapi justru menguntungkan mereka. Namun ucapan Idhul Adha justru akan sangat membahayakan iman/aqidah mereka. Dan hingga saat ini mereka sangat konsisten mempertahankan iman mereka.
Pertanyaannya, mengapa kita sebagai Muslim harus mempertaruhkan atau bahkan menggadaikan aqidah kita dengan mengucap 'Selamat Natal' atas dalih toleransi? Ini bukan toleransi, tapi pemerkosaan aqidah.
Undangan Kajian Masjid Sunda Kelapa
UNDANGAN
Kajian "Inikah Toleransi?"
bersama Hj. Irena Handono
Jum'at, 12 Desember 2014
Pukul 18.30 - 21.00 WIB
Bertempat di Masjid Agung Sunda Kelapa
Info : Dede (081 2966 34089)
Acara ini GRATIS, Terbuka untuk UMUM
Jumat, 05 Desember 2014
Undangan Kajian Hijabers Community
Hadirilah Pengajian Desember Hijaber Community
Bersama Hj. Irena Handono
"Menggapai Hidayah Allah"
Pada:
Hari: Sabtu
Tanggal: 06 Desember 2014
Jam: 09.30-Selesai
Bertempat di Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia (Jl. Budi Kemuliaan. Kebon Sirih, Jakpus)
*Muslimah only
**Free HTM & free snack untuk 100 orang pertama
"Menggapai Hidayah Allah"
Pada:
Hari: Sabtu
Tanggal: 06 Desember 2014
Jam: 09.30-Selesai
Bertempat di Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia (Jl. Budi Kemuliaan. Kebon Sirih, Jakpus)
*Muslimah only
**Free HTM & free snack untuk 100 orang pertama
Senin, 01 Desember 2014
Update :: Koleksi Terbaru Buku dan VCD Tausyiah Hj. Irena Handono
Mari mengoleksi buku, DVD dan VCD karya Ummi Irena Handono!
1. Membunuh Dengan Tersenyum (IDR 65.000)
2. Perbandingan Islam Dan Kristen (IDR 60.000)
3. Waspadai Pemurtadan (IDR 42.000)
4. Bibel Bukan Injil (IDR 28.000)
5. Mata Air Syahadat Untuk Negeriku (Umi Irena sebagai pengantar, IDR 85.000)
6. Dahsyatnya Shalat Tuma'ninah (Umi Irena sebagai pengantar, IDR 32.000)
7. DVD Aku Kamu Cinta & Pergaulan (IDR 50.000)
8. VCD Nabi SAW Bukan Pedofil (IDR 15.000)
9. VCD Adakah Terorisme Dalam al-Quran Dan Bibel (IDR 15.000)
10. VCD Menyingkap Fitnah Dan Teror (IDR 15.000)
11. VCD Islam Rahmatan Lil Alamin (IDR 15.000)
12. VCD Kebangkitan Ummat (IDR 15.000)
Dengan cara pemesanan: Nama lengkap_alamat lengkap_No HP_Judul buku/DVD/VCD yang dipesan ke nomor 0857 2588 4599 atau pin BBM 51A07358
Sabtu, 29 November 2014
Umrah Bersama Hj. Irena Handono
Mari, Umrah bersama Hj. Irena Handono di Awal Tahun 2015
15 - 23 Januari 2015
وأتموا الحج والعمرة الله
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah." (QS. Al-Baqarah: 196)
15 - 23 Januari 2015
وأتموا الحج والعمرة الله
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah." (QS. Al-Baqarah: 196)
Paket Umroh Gold 9 hari (15 - 23 Januari 2015)
Price:
● Double $ 2.575
● Triple $ 2.475
● Quard $ 2.375
Fasilitas:
● Penerbangan by Qatar Airways, Landing Madinah (pp).
● Hotel *5 @Madinah: Al Saha/Golden Ansor, jarak ±50m dari Pintu 25 Masjid Nabawi.
Hotel *5 @Makkah: Haneen Firdaus, jarak ±150m dari Masjidil Haram.
● Bus AC Mercedez selama berziarah.
Include:
Visa, Airport tax, Tiket PP, Bus AC, Hotel Bintang 5, Makan 3x sehari, Air Zamzam 10 ltr, Perlengkapan (koper 22", tas paspor, tas sendal, seragam batik @2m, Kain Ihrom/Mukena, Buku Panduan Perjalanan Umroh dan Buku Doa), Manasik.
Exclude:
Surat mahrom Rp. 350 ribu (bagi wanita yang bepergian sendiri dengan usia di atas 45 tahun, Vaksin Meningitis Kolektif Rp. 375 ribu (Saat Manasik di Rumah Ustadzah Hj.Irena Handono).
Info lebih lanjut hubungi:
021 888 555 62 (IRENA CENTER)
0816 93 9494 (Anna)
Kajian Kristologi di Sentul bersama Hj. Irena Handono
Mari bergabung, bentengi aqidah kita sekarang juga!
Kajian Pembentengan Aqidah (Kristologi) bersama Hj. Irena Handono, in syaa Allah akan diselenggarakan secara intensif 16 jam dalam waktu 2 hari yakni dari tanggal 26 Desember 2014 jam 09.00 WIB sampai 27 Desember 2014 jam 16.00 WIB. Kajian akan diselenggarakan di Pondok Pesantren Mualafah, Sentul-Bogor. (Hanya 50 peserta)
Syarat: kirim foto / scan KTP Asli/ fotokopi KTP ke akun BBM kami atau e-mail kami di irenacenter.ic@gmail.com
Pendaftaran hubungi No. Telp (021) 888 555 62/ HP 0857 7174 0333/ pin BB 260c162e
Infaq berlaku (besaran infaq silahkan hubungi No. Telp/HP/BBM di atas, batas pembayaran infaq tanggal 15 Desember 2014)
Jazakumullah..
*kajian ini hanya untuk Muslim dan Muslimah*
Jumat, 10 Oktober 2014
UMRAH bersama Hj. Irena Handono
Mari, Umrah bersama Hj. Irena Handono di Awal Tahun 2015
15 - 23 Januari 2015
وأتموا الحج والعمرة الله
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah." (QS. Al-Baqarah: 196)
Paket Umroh Gold 9 hari (15 - 23 Januari 2015)
Price:
● Double $ 2.575
● Triple $ 2.475
● Quard $ 2.375
Fasilitas:
● Penerbangan by Qatar Airways, Landing Madinah (pp).
● Hotel *5 @Madinah: Al Saha/Golden Ansor, jarak ±50m dari Pintu 25 Masjid Nabawi.
Hotel *5 @Makkah: Haneen Firdaus, jarak ±150m dari Masjidil Haram.
● Bus AC Mercedez selama berziarah.
Include:
Visa, Airport tax, Tiket PP, Bus AC, Hotel Bintang 5, Makan 3x sehari, Air Zamzam 10 ltr, Perlengkapan (koper 22", tas paspor, tas sendal, seragam batik @2m, Kain Ihrom/Mukena, Buku Panduan Perjalanan Umroh dan Buku Doa), Manasik.
Exclude:
Surat mahrom Rp. 350 ribu (bagi wanita yang bepergian sendiri dengan usia di atas 45 tahun, Vaksin Meningitis Kolektif Rp. 375 ribu (Saat Manasik di Rumah Ustadzah Hj.Irena Handono).
Info lebih lanjut hubungi:
021 888 555 62 (IRENA CENTER)
0816 93 9494 (Anna)
Road Show Dakwah Bersama Hj. Irena Handono di Medan
Ikhwah Fillah,
Ummi Irena Handono akan Road Show Dakwah di Sumatera Utara mulai tanggal 24-27 Oktober 2014. Pihak pengundang antara lain:
- BNI Kota Medan
- MUI ASAHAN
- MUI Tanjung Balai
- Majlis Taklim di Selayang
- Majlis Taklim di Belawan
Masih ada waktu kosong dalam jadwal tersebut.
Ummi Irena Handono akan Road Show Dakwah di Sumatera Utara mulai tanggal 24-27 Oktober 2014. Pihak pengundang antara lain:
- BNI Kota Medan
- MUI ASAHAN
- MUI Tanjung Balai
- Majlis Taklim di Selayang
- Majlis Taklim di Belawan
Masih ada waktu kosong dalam jadwal tersebut.
Bagi DKM/Majlis Taklim yang
ingin memanfaatkan untuk mengundang dan bersilaturahim dengan Ummi Irena
Handono, silahkan kontak:
Ustazah Yuni (Medan): 085262662172
Sally (putri Umi Irena Handono): 081215519333
Ustazah Yuni (Medan): 085262662172
Sally (putri Umi Irena Handono): 081215519333
Jumat, 12 September 2014
Undangan Seminar Bersama Ummi Irena
Hadirilah !
SEMINAR dan BEDAH BUKU
Mata Air Syahadat untuk Negeriku
Narasumber :
HJ. IRENA HANDONO
USTADZ QOMARUDDIN AWWAM, MA
Ahad, 14 September 2014
Pukul 09.00 - 12.00 WIB
Masjid Jami' Bintaro Jaya Sektor 1
GRATIS .. !
Senin, 01 September 2014
Silaturrahim Jamaah Majlis Taklim Quddus (Malaysia-Singapore)
Rabu, 27 Agustus 2014
"12 Days Exploring the Islamic Caliphate...SPAIN (ANDALUSIA), MORROCO, TUNIS...with Hj. IRENA HANDONO *** 08 October - 19 October 2014"
Hari ke 3 Madrid – Cordoba (Breakfast, Lunch, Dinner )
10 Oktober 2014 (Jum'at)
Setelah makan pagi, anda akan melanjutkan perjalanan menuju kota Khalifah Cordoba sambil melewati The Old Islamic Moorish City La Judeira dengan jalanan yang berbatu, khasdari Abad Pertengahan. Mengunjungi Mezquita de Cordoba yang dibangun oleh Abdul Rahman I yang kemudian terus diperluas oleh penerusnya. Kemudian kita akan menuju Madinat Azahra sambil melewati Jewish Quarters, The Ruins of Medina Azahra, Islamic Moorish Bridge of Musa bin Maimum, Islamic Bridge Tower Torre la Calahorradan Traditional Islamic Museum La Casa Andalusia sambil menikmati pemandangan indah sekitarnya.
Daftarlah segera!!!
Let's Visit 3 Country for ONLY USD 3.550
More Information:
"Irena Center" - 0812 82 699 030 (Anna.T)
- 0815 133 467 64 (Irena.H)
Pin BBM: 7EE503FF
email: anna.triana12@yahoo.de
Selasa, 26 Agustus 2014
Hj Irena Handono : Pahami Sulitnya Menjadi Muallaf
Setelah menjadi muallaf beberapa tahun lalu, Hj Irena Handono,
semakin aktif dalam bidang dakwah. Tak hanya itu, dia pun tergerak untuk
mencurahkan perhatiannya pada pembinaan muallaf.
Hj Irena pun paham betul seluk beluk dalam pembinaan agar hasilnya
lebih efektif. Menurutnya, agar pembinaan dapat berjalan dengan baik,
para pembina terlebih dulu harus mengenali dengan baik masa lalu atau
dunia awal para muallaf.
”Yang paling dibutuhkan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina harus faham tentang dunia mereka yang lama,” tandas pimpinan Irena Handono Center ini.
Kepada Damanhuri Zuhri dari Republika belum lama ini, Hj Irena memaparkan secara panjang lebar seputar upaya pembinaan muallaf, kondisinya kini, kendala dan bagaimana seharusnya umat memberikan kepedulian. Berikut petikan wawancaranya:
Bisa dijelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka membina para muallaf?
Ketika kita berhadapan dengan persoalan muallaf dan kemudian menukik kepada pembinaan muallaf, kita harus faham dulu siapa yang dimaksudkan muallaf ini. Setelah kita faham barulah kita akan mampu melaksanakan suatu pembinaan.
Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari Islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari akidah yang berbeda dengan Islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi Islam dengan ditandai mengucapkan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya sebagai Islam.
Masalahnya, meniti hidup secara Islami ini yang bagaimana. Karena dia berangkat dari akidah yang bukan Islam, yang berbeda dengan Islam, sementara innaddina indallahil islam, agama yang mendapatkan ridha Allah hanya Islam, maka di sinilah belajar itu diperlukan.
Bagaimana metode balajarnya?
Macam-macam bentuknya. Tetapi yang penting, yang paling dibutuhkan untuk pembinaan atau pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina ini harus faham tentang dunia mereka yang lama.
Bagi saya ini suatu kemutlakan karena kalau kita tidak mengenal atau tidak mengetahui bagaimana dunia mereka yang lama, maka kita menjadi tidak memahami atau memperlakukan dia sama dengan memperlakukan diri kita sendiri yang memang terlahir sebagai Islam.
Maka akan banyak muncul suatu benturan kecil atau besar yang sering kali karena si muallaf nantinya merasa, ”Saya kok nggak difahami?” ”Kenapa kok begini?” ”Kenapa kok begitu?”. Nah ini modal pembinaan, harus mengetahui, harus faham dunia awal si muallaf itu sendiri.
Materi apa yang paling dibutuhkan seorang muallaf?
Kembali lagi, kalau kita berbicara tentang sebuah agama, semua penganut agama di dunia ini menyatakan dirinya sebagai agamanya sebagai agama yang mutlak dan benar-benar dan benar. Kita berbicara dengan orang Kristen. Orang Kristen pun menyatakan seperti itu, juga orang Hindu, Budha dan lainnya.
Artinya, ketika seorang muallaf sudah menetapkan diri dengan keyakinan bahwa Islam agama yang haq, maka dia dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, berarti proses, dan proses ini perlu diperkuat terus. Dikaji sampai benar-benar melekat dan menjadi penghayatan hidupnya.
Misalnya kita kembali pada zaman Rasulullah SAW, jujur saja semua sahabat itu muallaf. Benar nggak? Tapi permasalahannya bagaimana para sahabat Rasulullah SAW mempunyai keimanan yang demikian tegak, tak tergoyahkan seperti sahabat Bilal bin Rabah.
Nah, apa yang Rasulullah SAW tanamkan kepada Bilal dan juga para sahabat? Jawabannya adalah penanaman akidah tauhid. Tauhid itu kalau sudah tertancap luar biasa nggak bisa digoyang apapun.
Dari pengalaman selama ini, bagaimana pembinaan kepada mereka, apakah sudah yang seperti diharapkan seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kepada Bilal dan sahabat?
Saya berbicara dalam kaitan optimalisasi. Sesuai dengan tuntutan agama bahwa ayat Allah dan hadis menyatakan bahwa kita harus selalu berevolusi dari hari ke hari. Jadikanlah hari ini lebih baik dari pada kemarin. Kalau saat ini bagaimana pembinaan muallaf, saya yakin bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pembina, tentu itu yang terbaik.
”Yang paling dibutuhkan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina harus faham tentang dunia mereka yang lama,” tandas pimpinan Irena Handono Center ini.
Kepada Damanhuri Zuhri dari Republika belum lama ini, Hj Irena memaparkan secara panjang lebar seputar upaya pembinaan muallaf, kondisinya kini, kendala dan bagaimana seharusnya umat memberikan kepedulian. Berikut petikan wawancaranya:
Bisa dijelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka membina para muallaf?
Ketika kita berhadapan dengan persoalan muallaf dan kemudian menukik kepada pembinaan muallaf, kita harus faham dulu siapa yang dimaksudkan muallaf ini. Setelah kita faham barulah kita akan mampu melaksanakan suatu pembinaan.
Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari Islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari akidah yang berbeda dengan Islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi Islam dengan ditandai mengucapkan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya sebagai Islam.
Masalahnya, meniti hidup secara Islami ini yang bagaimana. Karena dia berangkat dari akidah yang bukan Islam, yang berbeda dengan Islam, sementara innaddina indallahil islam, agama yang mendapatkan ridha Allah hanya Islam, maka di sinilah belajar itu diperlukan.
Bagaimana metode balajarnya?
Macam-macam bentuknya. Tetapi yang penting, yang paling dibutuhkan untuk pembinaan atau pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina ini harus faham tentang dunia mereka yang lama.
Bagi saya ini suatu kemutlakan karena kalau kita tidak mengenal atau tidak mengetahui bagaimana dunia mereka yang lama, maka kita menjadi tidak memahami atau memperlakukan dia sama dengan memperlakukan diri kita sendiri yang memang terlahir sebagai Islam.
Maka akan banyak muncul suatu benturan kecil atau besar yang sering kali karena si muallaf nantinya merasa, ”Saya kok nggak difahami?” ”Kenapa kok begini?” ”Kenapa kok begitu?”. Nah ini modal pembinaan, harus mengetahui, harus faham dunia awal si muallaf itu sendiri.
Materi apa yang paling dibutuhkan seorang muallaf?
Kembali lagi, kalau kita berbicara tentang sebuah agama, semua penganut agama di dunia ini menyatakan dirinya sebagai agamanya sebagai agama yang mutlak dan benar-benar dan benar. Kita berbicara dengan orang Kristen. Orang Kristen pun menyatakan seperti itu, juga orang Hindu, Budha dan lainnya.
Artinya, ketika seorang muallaf sudah menetapkan diri dengan keyakinan bahwa Islam agama yang haq, maka dia dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, berarti proses, dan proses ini perlu diperkuat terus. Dikaji sampai benar-benar melekat dan menjadi penghayatan hidupnya.
Misalnya kita kembali pada zaman Rasulullah SAW, jujur saja semua sahabat itu muallaf. Benar nggak? Tapi permasalahannya bagaimana para sahabat Rasulullah SAW mempunyai keimanan yang demikian tegak, tak tergoyahkan seperti sahabat Bilal bin Rabah.
Nah, apa yang Rasulullah SAW tanamkan kepada Bilal dan juga para sahabat? Jawabannya adalah penanaman akidah tauhid. Tauhid itu kalau sudah tertancap luar biasa nggak bisa digoyang apapun.
Dari pengalaman selama ini, bagaimana pembinaan kepada mereka, apakah sudah yang seperti diharapkan seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kepada Bilal dan sahabat?
Saya berbicara dalam kaitan optimalisasi. Sesuai dengan tuntutan agama bahwa ayat Allah dan hadis menyatakan bahwa kita harus selalu berevolusi dari hari ke hari. Jadikanlah hari ini lebih baik dari pada kemarin. Kalau saat ini bagaimana pembinaan muallaf, saya yakin bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pembina, tentu itu yang terbaik.
Jumat, 22 Agustus 2014
12 Days Exploring the Islamic Caliphate : SPAIN (ANDALUSIA), MORROCO, TUNIS, with Hj. IRENA HANDONO *** 08 October - 19 October 2014
12 Days Exploring the Islamic Caliphate...
SPAIN
(ANDALUSIA), MORROCO, TUNIS
With Hj. IRENA HANDONO
08 October - 19
October 2014
Cordoba, The Real City of Lights.
Kemajuan Kota Cordoba di abad 10 M melebihi kota-kota lain yang ada
di Eropa. Kota ini menjadi tempat perhatian dunia dan sesuatu yang
mengagumkan, sama halnya dengan Kota Venesia di Balkan. Para turis yang
datang dari Utara merasakan kekhusyukan dan kewibawaan kota yang
memiliki tujuh puluh perpustakaan dan sembilan ratus pemandian umum ini.
Ketika para pemimpin Kota Lyon, Nevar, dan Barcelona membutuhkan ahli
bedah, insinyur, arsitek bangunan, penjahit pakaian atau ahli musik,
maka mereka langsung menuju ke Kota Cordoba. Inilah kesaksian orang
Barat, J. Brand Trend, terhadap Kota Cordoba pada abad keempat Hijriyah
(sepuluh Masehi).
Sebagai perpanjangan dari peradaban Islam, baik dari segi ilmu,
nilai, dan keagungan, muncullah sang bintang, Kota Cordoba, yang menjadi
saksi bisu atas pencapaian peradaban kaum muslimin dan kemuliaan Islam
pada saat itu, yaitu pada pertengahan abad keempat Hijriyah atau sepuluh
Masehi ketika bangsa Eropa dalam kegelapan.
Cordoba adalah suatu nama yang senantiasa memiliki alunan nada yang
khusus di telinga setiap orang Eropa yang mempercayai kebangkitan dan
peradaban kemanusiaan. Al-Muqri mengatakan bahwa sebagian ulama
Andalusia mengatakan, Cordoba menjadi terdepan karena empat alasan. Pertama, jembatan al-Wadi, kedua Masjid Jami’, ketiga, az-Zahra dan yang keempat ilmu pengetahuan. Yang akhir paling besar secara keseluruhan (Nafh ath-Thayyib Min Ghusn al-Andalus ar-Rathib, 1/53).
Pada masa Abdurrahman an-Nashir, khalifah pertama Umayyah di
Andalusia, kemudian putranya al-Hakam al-Mustanshir, Kota Cordoba
mencapai puncak kemajuan dan masa keemasannya. Apalagi kota ini
dijadikan sebagai ibu kota Daulah Umayyah II dan tempat istana
kekhalifahan di dunia Barat.
Pada masa ini, Cordoba juga dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan
dan peradaban dunia sehingga menyaingi Konstantinopel, ibu kota
Kekaisaran Bizantium di benua Eropa, Kota Baghdad ibu kota Daulah
Abbasiyah di Timur, Kota Kairawan dan Kairo di Afrika, sehingga
orang-orang Eropa menyebut Cordoba dengan “Mutiara Dunia”.
Perhatian Dinasti Umayyah terhadap Kota Cordoba mencakup beberapa
sisi kehidupan, seperti: pertanian, perindustrian, pembangunan
benteng-benteng, pembuatan senjata, dan lain sebagainya. Mereka juga
membuat aliran-aliran air dan mengimpor berbagai macam pohon dan tanaman
buah untuk di tanam di kota ini.
Sumber: Madza Qaddamal Muslimuna lil ‘Alam Ishamatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insaniyah oleh Raghib as-Sirjani
****Daftarlah segera!!! Let's Visit 3 Country
for ONLY
USD 3.550 ****
More information:
"Irena Center" - 0812 82 699 030 (Anna.T)
- 0815 133 467 64 (Irena.H)
Pin BBM: 7EE503FF
email: anna.triana12@yahoo.de
"Irena Center" - 0812 82 699 030 (Anna.T)
- 0815 133 467 64 (Irena.H)
Pin BBM: 7EE503FF
email: anna.triana12@yahoo.de
Langganan:
Postingan (Atom)