Kamis, 31 Desember 2015

Tahun Baru Budaya Paganisme

Dewa Janus
Terompet, topi kerucut, petasan, aksi konvoi keliling kota dengan memakai kendaraan yang knalpotnya kebetulan suaranya "dipecah" hingga memekakkan telinga, hampir-hampir menjadi "menu rutin" malam pergantian tahun.

Kalau mau jujur, ternyata yang merayakan perayaan Tahun Baru dengan penuh suka cita adalah kebanyakan dari saudara kita juga. Ini dikarenakan acara tahun baruan sudah menjadi budaya yang lazim diperingati oleh siapa saja, termasuk oleh kaum Muslimin.

Perayaan Tahun Baru menjadi rutinitas masyarakat umum tak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia dan bahkan di negeri-negeri Muslim. Namun sesungguhnya umat Islam sudah tertipu. Kali ini kita akan membahas masalah tahun baru, terompet dan topi kerucut serta kaitannya dengan budaya pagan, budaya kafir.

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."(Hadits Riwayat Abu Dawud)

Asal muasal dari perayaanTahun Baru Masehi ini sangat penting untuk kita ketahui. Mengapa harus 1 Januari? Dan budaya dari kaum apakah perayaan tersebut? Hal itu dimaksudkan agar kita tidak terjebak oleh ketidaktahuan kita yang akan menyebabkan kita terlempar ke dalam kesesatan.

Sejarah Tahun Baru 1 Januari

Jika kita buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237 tentang Tahun Baru, dikatakan:
"Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah - sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu."

Siapa sosok Dewa Janus? Dalam mitologi Romawi Dewa Janus adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama Dewa Chronos. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa memasukkan budaya mereka ke dalam budaya kaum lainnya, sehingga terkadang tanpa sadar kita mengikuti mereka.

Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani, dan dikawal oleh sebuah persaudaraan rahasia yang disebut sebagai Freemasons. Freemasons sendiri adalah kaum yang memiliki misi untuk melenyapkan ajaran para Nabi dari dunia ini.

Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari kaum pagan penyembah matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Puncak Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.

Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.

Terompet Yahudi

Masyarakat pagan kuno mempercayai tiap 2150 tahun akan terjadi perubahan era. Era Taurus terjadi pada 3400 SM hingga 2150 SM. Era Taurus disimbolkan dengan kerbau/sapi, menurut Bibel-Perjanjian Lama di tahun inilah terjadi penyembahan kerbau/sapi oleh umat Nabi Musa.

Dan masa penyembahan tersebut berakhir ketika memasuki masa era Aries 2150 SM hingga 1 Masehi. Aries disimbolkan dengan seekor domba dengan tanduk melintir. Karena itulah hingga saat ini umat Yahudi ortodoks memelihara kuncir di camping telinga yang menyerupai tanduk melintir dan mereka juga menggunakan terompet berbentuk tanduk domba.

Budaya tiup terompet ini diikuti dari budaya Yahudi “Rosh Hashanah” (bahasa Ibrani: ראש השנה) atau tahun baru dalam penanggalan Yahudi.

Dahulu kaum muslimin saat datang ke Madinah, mereka berkumpul seraya memperkirakan waktu sholat yang (saat itu) belum di-adzani. Di suatu hari, mereka pun berbincang-bincang tentang hal itu. Sebagian orang diantara mereka berkomentar, “Buat saja lonceng seperti lonceng orang-orang Nashoro”. Sebagian lagi berkata, “Bahkan buat saja terompet seperti terompet kaum Yahudi”. Umar pun berkata, “Mengapa kalian tak mengutus seseorang untuk memanggil (manusia) untuk sholat”. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, “Wahai Bilal, bangkitlah lalu panggillah (manusia) untuk sholat”. [HR. Al-Bukhoriy (604) dan Muslim (377)]


Topi Kerucut

Sebagaimana yang telah saya tulis dalam buku Menyingkap Fitnah & Teror. Topi kerucut mempunyai Sejarah yang bermula pada masa Muslim Andalusia. Saat itu terjadi pembantaian Muslim Andalusia yang dilakukan oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabela yang dikenal dengan peristiwa Inkuisisi Spanyol. Inkuisisi dimulai semenjak tahun 1492 dikeluarkannya Dekrit Alhambra yang mengharuskan semua non-Kristen untuk keluar dari Spanyol atau me-meluk Kristen. Muslim yang memilih tetap tinggal dilumpuhkan secara ekonomi dan diisolasi dalam kampung-kampung tertutup yang disebut Gheto untuk memudahkan pengawasan terhadap aktifitas Muslim.

Tidak cukup hanya diisolasi, tapi Muslim Andalusia harus menggunakan pakaian khusus berupa rompi dan topi kerucut yang disebut Sanbenito. Maka untuk membedakan mana yang sudah murtad dan mana yang belum adalah ketika seorang muslim menggunakan baju seragam dan topi berbentuk kerucut dengan nama Sanbenito. Jadi, Sanbenito adalah sebuah tanda berupa pakaian khusus untuk membedakan mana yang sudah di-converso (murtad) dan mengikuti agama Ratu Isabela.

Topi itu digunakan saat keluar rumah, termasuk ketika ke pasar. Dengan menggunakan sanbenito, mereka aman dan tidak dibunuh.


Ketika orang Barat menggunakan topi ini dalam pesta-pesta mereka, sejatinya mereka merayakan kemenangan atas jatuhnya Muslim Andalusia dan keberhasilan Inkuisisi Spanyol. Masa demi masa berlalu topi kerucut ini kemudian menjadi budaya yang digunakan oleh umat Islam dalam merayakan tahun baru masehi dan ulang tahun.

Masih mau merayakan Tahun Baru?

Hj. Irena Handono
Pembina, Pendiri Yayasan dan Pondok Pesantren Muallafah Irena Center

Minggu, 27 Desember 2015

Muhasabah Akhir Tahun bersama Ustazah Irena Handono



Assalamualaikum Onliners...

Kami mengajak ikhwah sekalian mendukung acara MUHASABAH AKHIR TAHUN di Ponpes Muallafah IRENA CENTER. 31 Desember 2015 Pk.20.00 - 1 Januari 2016 Pk.06.00.
Acara: Tausiyah, Muhasabah, Qiyamul lail, Shalat Subuh Jamaah.
Nara sumber: Umi Hj.Irena Handono & Ustad.Yudi Mulyana (Mantan Pendeta dari Cirebon).

Investasi : Rp.760.000
Hanya untuk 10 sponsor.

Kontra Investasi, produk akan diupload di:
~ Fanpage FB Umi Irena Handono 159.227 Likers
~ Twitter Umi Irena Handono 62.200 Followers
~ Instagram Umi Irena Handono 7.030 Followers
Selama 3H (29,30,31). 1 hari upload 3x sebelum acara dan Keep 3 bulan.

Saat acara, 31 Des 2015:
Logo produk dipasang di Back Drop 2,5m x 3,5m.
Boleh pasang standing banner.
BOleh open meja bazaar.

Syarat:
- Investasi Rp.760.000
- Setor foto produk 3 pcs (foto No Aurat)
- pin BB, no WA, akun Line@
- No produk: MLM, Rokok, Alkohol, Kosmetik Wajah


Jika mau bergabung, kontak WA 081215519333 (Sally)

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Selasa, 22 Desember 2015

Hj. Irena Handono: Pahami Dunia Awal Muallaf

SETELAH menjadi muallaf beberapa tahun lalu, Hj Irena Handono, semakin aktif dalam bidang dakwah. Tak hanya itu, dia pun tergerak untuk mencurahkan perhatiannya pada pembinaan muallaf.

Hj Irena pun paham betul seluk beluk dalam pembinaan agar hasilnya lebih efektif. Menurutnya, agar pembinaan dapat berjalan dengan baik, para pembina terlebih dulu harus mengenali dengan baik masa lalu atau dunia awal para muallaf.

''Yang paling dibutuhkan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina harus faham tentang dunia mereka yang lama,'' tandas pimpinan Irena Handono Center ini.

Kepada Damanhuri Zuhri dari Republika belum lama ini, Hj Irena memaparkan secara panjang lebar seputar upaya pembinaan muallaf, kondisinya kini, kendala dan bagaimana seharusnya umat memberikan kepedulian. Berikut petikan wawancaranya:

Bisa dijelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka membina para muallaf?
 
Ketika kita berhadapan dengan persoalan muallaf dan kemudian menukik kepada pembinaan muallaf, kita harus faham dulu siapa yang dimaksudkan muallaf ini. Setelah kita faham barulah kita akan mampu melaksanakan suatu pembinaan.

Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari Islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari akidah yang berbeda dengan Islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi Islam dengan ditandai mengucapkan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya sebagai Islam.

Masalahnya, meniti hidup secara Islami ini yang bagaimana. Karena dia berangkat dari akidah yang bukan Islam, yang berbeda dengan Islam, sementara innaddina indallahil islam, agama yang mendapatkan ridha Allah hanya Islam, maka di sinilah belajar itu diperlukan.

Bagaimana metode belajarnya?

Macam-macam bentuknya. Tetapi yang penting, yang paling dibutuhkan untuk pembinaan atau pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina ini harus faham tentang dunia mereka yang lama.

Bagi saya ini suatu kemutlakan karena kalau kita tidak mengenal atau tidak mengetahui bagaimana dunia mereka yang lama, maka kita menjadi tidak memahami atau memperlakukan dia sama dengan memperlakukan diri kita sendiri yang memang terlahir sebagai Islam.

Maka akan banyak muncul suatu benturan kecil atau besar yang sering kali karena si muallaf nantinya merasa, ''Saya kok nggak difahami?'' ''Kenapa kok begini?'' ''Kenapa kok begitu?''. Nah ini modal pembinaan, harus mengetahui, harus faham dunia awal si muallaf itu sendiri.

Materi apa yang paling dibutuhkan seorang muallaf?

Kembali lagi, kalau kita berbicara tentang sebuah agama, semua penganut agama di dunia ini menyatakan dirinya sebagai agamanya sebagai agama yang mutlak dan benar-benar dan benar. Kita berbicara dengan orang Kristen. Orang Kristen pun menyatakan seperti itu, juga orang Hindu, Budha dan lainnya.

Artinya, ketika seorang muallaf sudah menetapkan diri dengan keyakinan bahwa Islam agama yang haq, maka dia dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, berarti proses, dan proses ini perlu diperkuat terus. Dikaji sampai benar-benar melekat dan menjadi penghayatan hidupnya.

Misalnya kita kembali pada zaman Rasulullah SAW, jujur saja semua sahabat itu muallaf. Benar nggak? Tapi permasalahannya bagaimana para sahabat Rasulullah SAW mempunyai keimanan yang demikian tegak, tak tergoyahkan seperti sahabat Bilal bin Rabah.

Nah, apa yang Rasulullah SAW tanamkan kepada Bilal dan juga para sahabat? Jawabannya adalah penanaman akidah tauhid. Tauhid itu kalau sudah tertancap luar biasa nggak bisa digoyang apapun.

Dari pengalaman selama ini, bagaimana pembinaan kepada mereka, apakah sudah yang seperti diharapkan seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kepada Bilal dan sahabat?

Saya berbicara dalam kaitan optimalisasi. Sesuai dengan tuntutan agama bahwa ayat Allah dan hadis menyatakan bahwa kita harus selalu berevolusi dari hari ke hari. Jadikanlah hari ini lebih baik dari pada kemarin. Kalau saat ini bagaimana pembinaan muallaf, saya yakin bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pembina, tentu itu yang terbaik.

Selasa, 22 September 2015

Penyembelihan Qurban Dalam Islam Adalah Cara yang Manusiawi

Cara penyembelihan seekor binatang yang dilakukan dalam agama Islam membutuhkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai berikut :

a. Binatang harus disembelih menggunakan benda tajam (pisau). Seekor binatang harus disembelih menggunakan benda taham (pisau) dan dalam waktu yang sesingkat mungkin agar binatang yang disembelih tidak terlalu merasa kesakitan.

b. Potonglah rongga pernafasan, tenggorokan, dan pembuluh leher. Penyembelihan dilakukan dengan memotong tenggorokan, rongga pernafasan dan pembuluh darah di leher yang dapat membunuh binatang tanpa harus memotong urat syaraf tulang belakang.

c. Darah harus dialirkan. Darah binatang yang disembelih harus benar-benar dialirkan sebelum kepalanya dipotong. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan semua darah yang menjadi tempat berkembangnya mikor organisme. Urat syaraf tulang belakang tidak boleh dipotong karena dapat merusak syaraf fiber yang berhubungan dengan jantung selama proses penyembelihan sehingga menyebabkan penghentian detak jantung maka darah justru akan menggenang dalam pembuluh darah sebelum dialirkan.

Cara penyembelihan binatang yang dilakukan oleh ummat Islam lebih higienis, dimana semua darah yang mengandung kuman, bakteri, racun, dan unsur lain yang dapat mengakibatkan terjangkitnya berbagai penyakit, harus dialirkan atau dibuang.

Selain itu, daging hewan sembelihan dengan cara yang Islami akan segar dalam waktu lama. Daging binatang yang disembelih dengan cara Islami akan tetap segar dalam waktu yang cukup lama karena kurangnya darah dalam daging, dibandingkan dengan daging binatang yang disembelih dengan cara lain.

Penyembelihan dilakukan dalam waktu singkat dengan memotong pembuluh-pembuluh leher yang tidak berhubungan dengan aliran darah menuju syaraf otak yang mampu merespon rasa sakit. Oleh karena itulah binatang yang disembelih dengan cara Islami tidak merasakan sakit.

Ketika sekarat, binatang itu menjadi kejang, gemetar, dan menendang-nendang tanpa merasa kesakitan, tetapi disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi otot-otot sehingga darah akan mengalir ke luar tubuh. Dan tentu saja, Islam hanya memperbolehkan daging hewan herbivora yang dikonsumsi dan melarang mengkonsumsi hewan karnivora seperti harimau, singa, macan dan masih banyak yang lainnya yang garang dan bengis.

Islam hanya memperbolehkan mengkonsumsi daging binatang herbivora seperti sapi, kambing, kijang, dan binatang jinak lainnya. Ummat Islam hanya mengkonsumsi daging binatang yang jinak, karena ummat Islam adalah penyayang dan bukan orang yang bengis.

Manajemen Dakwah Irena Center
(Disadur dari uraian Dr. Zakir Naik)

Rabu, 16 September 2015

Tabligh Akbar di Cikarang


 HADIRILAH !

Tabligh Akbar bersama Hj. Irena Handono
"Semangat Berqurban Menuju Rahmatan lil 'Alamin"

Ahad, 20 September 2015
Pukul 09.00-selesai
Tempat: Masjid An-Nur, Perumahan Puri Sentosa, Cikarang.

Terbuka untuk UMUM (Ikhwan/Akhwat)


Jumat, 11 September 2015

Menyikapi Musibah Sesuai Tuntunan Quran dan Sunnah

SETIAP mukmin meyakini bahwa setiap yang terjadi di alam ini adalah atas kehendak dan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keyakinan ini mampu mengantar pada perasaan tenang dalam hatinya serta ridho atas apapun yang Allah tetapkan atas dirinya, baik itu berupa kebahagiaan maupun kesengsaraan, kelapangan maupun kesempitan.

Firman Allah Ta’ala :

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Al Hadid : 22 – 23)

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya" (QS At-Taghabun: 11)

Dalam firmanNya, Allah mengaitkan musibah dengan keimanan. Ketika kita meyakini bahwa tidaklah seluruhnya terjadi melainkan dengan ijin Allah, niscaya hidayah sebagai petunjuk, akan menghampiri diri.

Bagaimana Islam Menuntun Menghadapi Musibah?

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

 
…..وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Artinya : “…..Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ (Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Dalam setiap musibah yang menimpa, Allah melalui Al-Quranul Karim, memberikan petunjuk kepada hambaNya yang taat, untuk mengucap istirja' (Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un). Makna dalam istirja' memiliki kekuatan Ilahiah yang dalam, ketimbang celaan maupun ungkapan penyesalan. Istirja' bermakna, "Kita ini kepunyaan Allah dan akan kembali kepadaNya."


Adapun doa yang diajarkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam ketika menghadapi musibah, sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu Anha berkata,

”Saya mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda,’Tidaklah seorang hamba terkena musibah maka ia mengatakan,’Inna lillahi wa Inna ilaihi roji’un. Allahumma Ajirnii fii mushibatii wakhluf lii khoiron minha. (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami dikembalikan. Yaa Allah berikanlah pahala kepadaku didalam musibahku dan gantilah buatku yang lebih baik darinya) kecuali Allah berikan baginya pahala dari musibahnya dan menggantikan baginya yang lebih baik darinya.” Ummu Salamah berkata,”Tatkala Abu Salamah meninggal lalu aku berdoa dengan yang diperintahkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam maka Allah pun menggantikan buatku yang lebih baik darinya (yaitu) Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam.” (HR. Muslim)
 
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menyebutkan, orang-orang beriman ketika tertimpa musibah dan bencana, ia menghadapinya, bukan lari darinya, tidak juga berburuk sangka  apalagi berputus asa. Akan tetapi ia berusaha mengobatinya sendiri dengan berbagai cara.

Pertama, menyadari sepenuhnya bahwa dunia ini adalah memang tempatnya ujian, bencana, petaka dan musibah. Tempat kenikmatan hanyalah di surge kelak. Sekaligus, menunjukkan bahwa memang Allah benar-benar Maha Kuasa.

Kedua, melihat sekelilingnya bahwa masih banyak musibah lain yang jauh lebih besar daripada musibah yang menimpa dirinya. Sehingga hatinya merasa terhibur bahwa yang ditimpa musibah seperti musibahnya bukan hanya dirinya saja.

Ketiga, menyerahkan kepada Allah seraya mengharap pahala atas musibah yang menimpanya, serta meminta ganti yang lebih baik hanya kepada-Nya. Diiringi doa,
اَللَّهُمَ أْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيَبِتِيْ وَاخْلُفْ لِيْ خَيْرًا مِّنْهَا
Artinya : “Ya Allah berilah pahala atas musibah yang menimpaku ini, dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya”. (H.R Muslim).

Keempat, meyakini bahwa cobaan dan musibah dirasakannya adalah sebagai pelebur dari dosa-dosanya yang telah lalu.

Sekaligus musibah itu juga dapat menjadi pelajaran bagi orang beriman untuk meningkatkan taqwa kepada-Nya, memperbanyak istighfar, dan meningkatkan amal salihnya. Karena semua itu terjadi pasti mengandung berjuta hikmah bagi kebaikan orang beriman.

Penutup
 
Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang menyikapi musibah dengan sabar dan ketenangan.
Saat kita meyakini, bahwa semuanya milik Allah dan akan kembali kepadaNya.
Bagaimanapun caranya, kapanpun masanya, dan di manapun tempatnya. Wallahu walliy at taufiq.

Manajemen Dakwah Irena Center
(Turut berduka cita atas musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah Al-Mukarramah. Allahummaghfirlahum, warhamhum, wa'afihi wa'fuanhum) 

Minggu, 06 September 2015

Konspirasi Global Menghancurkan Bangsa Melalui Perempuan

KALAU kita memperhatikan dengan seksama, negara kita Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Otomatis, jumlah muslimah terbesar di dunia justru di negeri ini. Alhamdulillah umat Islam adalah umat mayoritas di negeri kita tapi ada sedikit cuaca mendung. Seringkali kita sebagai mayoritas dalam posisi yang terhimpit. Terhimpit karena sikap orang-orang liberal dan sekuler yang bekerjasama dengan kaum kafir musuh-musuh Allah.

Jika dalam sejarah memiliki kisah negara 1001 malam, tampaknya negeri kita boleh disebut sebagai negeri 1001 peristiwa. Mengapa? Nyaris tiap hari ada peristiwa baru dan peristiwanya besar-besar. Seringkali belum selesai 1 peristiwa sudah ditimpa peristiwa yang lain. Peristiwa itu belum selesai sudah ditindih peristiwa lain. Akibatnya apa, banyak di antara kita kaum perempuan menjadi lupa, apalagi juga banyak yang cuek-cuek saja dan banyak yang tidak mau tahu apa yang sedang terjadi. Kalau kita memperhatikan dengan seksama sebenarnya ada skenario besar yang membuat kita menjadi pelupa.

Coba kita perhatikan ada sebuah teori yg disebut teori maladaptasi. Dengan bahasa awam akan saya jelaskan, apa yang disebut teori itu. Saya akan mencontohkan, apabila kita menangkap seekor katak dan katak itu kita masukkan dalam bak, kita isi air. Maka ketika ada air, katak pun berenang dengan riang gembira. Pada giliran berikutnya air yang ada dalam bak itu temperaturnya dinaikkan menjadi hangat. Apakah kondisi hangat mendorong katak keluar dari bak? Ternyata katak itu tidak lompat. Apa penyebabnya? Karena suhu itu diubah secara perlahan, sehingga pemikiran katak menyatakan “oo jaman orang tua saya dulu katak berenang pakai air dingin, tapi sekarang zaman modern maka katak modern berenangnya pakai air hangat”. Tapi ternyata air itu tidak dibiarkan hangat, temperatur dinaikkan lagi menjadi cendeerung panas. Apakah katak itu melompat keluar dari bak? Tidak juga. Apa alsannya? Sang katak menyangka, “oh ini konsekuensi hidup di abad modern. Ya udah gak apa-apa, konsekuensinya seperti itu.”

(Dulu kaum manusia, kaum ibu, tiap pagi ke pasar kemudian masak, tapi sekarang abad mdoern ibu-ibu, kaum manusia, juga tidak masak tapi lebih banyak makan dari fastfood)

Sampai kemudian air yang sudah cenderung hangat dipanaskan lagi menjadi mendidih. Apa yang terjadi? Katak itu tidak ada yang berusaha lompat tapi mati dalam keadaan berenang. Inilah yang sekarang terjadi di masyarakat kita. Umat Islam dipengaruhi, diubah.  Terus, hingga kehilangan jatidiri sebagai seorang muslimah. Padahal ayat Allah SWT sudah menjelaskan demikian gamblang bahaya tentang pengikisan iman dan aqidah. Sebagaimana kita saksikan ayat itu terdapat dalam Al Baqarah:120. Bahwa Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah berhenti sampai umat Islam masuk dalam millah mereka.

Apa itu millah? Millah adalah agama, budaya,pola pikir. Inilah alat yang dimainkan. Inilah alat yang digunakan untuk mengikis aqidah umat Islam. Sampai-sampai kalau kita mengamati dengan seksama, saking manjurnya ayat ini, silakan bandingkan sendiri, banyak mana remaja mall atau remaja masjid saat ini. Kalau banyak jawabannya “remaja mall”, maka menjadi pertanyaan bagi kita semua kaum ibu dan calon ibu. Bagaimana kalau kelak 15 tahun mendatang mereka jadi pemimpin. Pemimpin yang bagaimana yang akan memimpin negeri ini?
Ini renungan kita bersama. Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Selamatkan mereka. Itulah sebabnya Allah memberikan peringatan, Ku anfusakum wa ahlikum naro, bahaya hari ini adalah pengikisan iman dan aqidah.

Mari kita merapatkan barisan, kita berjuang bersama, kita tunaikan amanah, kita laksanakan perintah Allah, dan semoga khilafah akan cepat berdiri.

Irena Handono

Rabu, 02 September 2015

Pengantar Buku Misteri Naskah Laut Mati

Oleh: Hj. Irena Handono
 
PADA pertengahan abad 20, sekitar setengah abad yang lalu, terdapat dua penemuan arkeologi yang menggemparkan bagi dunia Kristen. Pertama, penemuan teks Injil Thomas di Nag Hamadi-Mesir pada tahun 1945. Dua tahun setelahnya, 1957, terjadi penemuan kedua berupa gulungan manuskrip di Qumran dekat Laut Mati, yang kemudian dikenal dengan Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls).

Bagi sebagian orang, dua peristiwa besar ini –juga penemuan-penemuan arkeologis lain yang berkaitan-, terkadang disikapi sebagai peristiwa biasa yang menghiasi majalah dan koran-koran di Barat -di Indonesia informasi tentang hal ini amatlah jarang ditemukan-.Namun jika kita mengikuti perintah Allah dalam al-Qur’an agar kita selalu melihat dan merenungkan kejadian di dunia ini, maka dua penemuan itu menjadi hal yang sangat luar biasa, apalagi bagi para pengkaji agama, khususnya bagi mereka yang getol menyuarakan paham pluralisme agama. Sebab dua penemuan tersebut tidaklah berhenti sebatas penemuan arkeologi, namun berlanjut pada kajian-kajian yang berpengaruh terhadap mainstream kehidupan beragama bagi pemeluk agama tertentu (Kristiani) yang pada gilirannya mempengaruhi hubungan antar agama, khususnya pada kedekatan pemahaman teologis.

Desember 1945, Seorang Mesir bernama Muhammad Ali pergi ke sebuah karang di tepian sungai Nile, di pedalaman Mesir dekat wilayah Nag Hamadi. Menemukan Kendi yang nyata terlihat sangat kuno dan asli. Dalam kendi tersebut terdapat 13 lembar kulit, berisi 50 risalah. Pada bagian akhir dari risalah kedua di codex II koleksi risalah, terdapat sebuah judul teks yang telah hilang selama ribuan tahun: Peuaggelion P kata Thomas, Injil menurut Thomas, atau Injil Thomas. Manuskrip koptik dari Injil Thomas berasal dari tahun 350 masehi, sementara fragmen Yunani berasal dari tahun 200 M.

Injil Thomas ini diperkirakan dari tahun 100 M, yang edisi paling awalnya diperkirakan dari tahun 50-60 M. Perlu diketahui bahwa Injil Thomas tidak berbentuk cerita naratif seperti 4 Injil lainnya, namun berisi perkataan-perkataan Yesus, kalau dilihat oleh seorang Muslim tampak seperti penulisan Hadits –tapi tanpa sanad-.

Melihat tingkat keaslian dari Injil Thomas -walaupun dianggap gnostik-, serta cara penyajiannya, para sarjana Bible mulai mengkaji dengan cara membandingkan isinya dengan 4 Injil sinoptik yang diakui oleh Gereja (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes). Semangat yangmereka bawa adalah, menjawab pertanyaan umum: “Apa sebenarnya yang disabdakan oleh Yesus?”

Dari kajian 75 sarjana Bible terkemuka yang bersidang selama 6 tahun,keluarlah hasil kajian mereka yang dikenal melalui laporan berjudul “The Five Gospel” pada tahun 1993. Pertanyaan itu akhirnya terjawab dalam sebuah kesimpulan dalam laporan mereka bahwa, dari Injil-Injil yang ada, hanya terdapat 18% saja yang diperkirakan asli perkataan Yesus, sementara sisanya….?

Hasil kajian ini tentu saja membuat geger dunia Kristen. Lain dari pada itu, satu hal yang patut dicatat bahwa, dari 114 sabda Yesus dalam Injil Thomas, tidak satupun ada pernyataan ataupun isyarat terhadap doktrin “penyaliban” atau penebusan dosa melalui kematian Yesus di tiang kayu salib.

Penemuan kedua tahun 1947 di Qumran, oleh seorang anak (penggembala kambing) bernama Muhammad Ad-Dib. Gulungan manuskrip yang ditemukan berisi tulisan kitab perjanjian lama, oleh sebuah komunitas yang diidentifikasi sebagai salah satu sekte Yahudi, yaitu sekte Esenes. Tulisan-tulisan mereka memberikan gambaran tentang masa-masa awal sejarah Kristen, keterkaitan gerakan Nazaren (pengikut Yesus dari Nazaret) dengan sekte Esenes, dalam komunitas ini terdapat seorang Nabi yang sezaman dengan Yesus yaitu Yahya As, atau Yohanes Pembabtis –menurut tradisi Kristen-.

Penemuan arkeologi ini akhirnya mendorong sekian banyak pemerhati Kristologi untuk mengkaji naskah-naskah tersebut. Beragam kajian dari masing-masing peneliti mulai bermunculan, baik para peneliti Barat maupun Timur. Buku yang ada dihadapan pembaca ini adalah salah satu hasil penelitian oleh pemerhati dari Mesir. Salah satu kesimpulannya bahwa sekte Esenes berkaitan erat dengan masa awal sejarah Kristen. Ia bahkan memprediksi bahwa “Guru yang jujur” yang diceritakan berseberangan dengan “Pendeta jahat” dalam Naskah Gulungan Laut Mati, adalah Yesus itu sendiri.

Hal ini ia perkuat dengan kajian terhadap nama Isaiyah yang tertulis sebagai nama kelompok tersebut, sebenarnya adalah Esenes. Kajian-kajian tentang Dead Sea Scrolls amatlah banyak, di antaranya yang membuat geger dunia Kristen adalah laporan Barbara Theiring, dalam bukunya “Jesus the Man”. Dari penelitiannya selama 20 tahun terhadap naskah Laut Mati, Barbara Theiring mampu menyuguhkan sosok Yesus sebagai seorang manusia, yang menikah (bahkan berpoligami), juga meninggal secara wajar dan bukan di tiang salib. Secara umum, kajian terhadap Naskah Laut Mati, lebih menempatkan Yesus sebagai sosok manusia yang pernah ada dalam sejarah, dan bukan sosok imajiner yang kemudian dimitoskan dan disembah. Setidaknya, inilah inti terpenting dari hasil kajian Naskah Laut Mati.


(Tulisan ini disarikan dari naskah teks pengantar asli Hj. Irena Handono untuk buku tersebut)

Rabu, 26 Agustus 2015

Jadwal Safari Dakwah Australia Umi Irena Handono

Ananda dan saudara yang disayang Allah, berikut umi sajikan video profil Irena Center dan agenda safari dakwah umi di Sydney, Melbourne dan Canada yang masih akan berlangsung InsyaAllah hingga September. Dicatat ya...

>>> SAFARI DAKWAH SYDNEY <<<
1 September 2015
Pengajian I W A Lakemba


2 September 2015
Majlis Ta'lim Raudhatul Ilmi, Perry Park Sport Hall, Punchbowl Road, Lakemba

3 September 2015
- Workshop di 925 Centerbury Road, Lakemba
- Ashabul Kahfi, Punchbowl Public School, Rossmore Ave, Punchbowl

4 September 2015
FPJ - Minchinbury Neighbourhood Centre, 46 Minchin Road, Minchinbury

5 September 2015
Tabligh Akbar IIA, Petersham Town Hall

8 September 2015
Workshop di 925 Centerbury Road, Lakemba

9 September 2015
Majlis Ta'lim Raudhatul Ilmi, Perry Park Sport Hall, Punchbowl Road, Lakemba

>>> SAFARI DAKWAH MELBOURNE <<<
28 Agustus 2015
Surau Kita, 12/9 Dawson Street, Coburg North, VIC

29 Agustus 2015
- K U M, 440 Grand Boulevard, Craigiebum
- Surau Kita, 12/9 Dawson Street, Coburg North, VIC

30 Agustus 2015
Baitul Ma'mur, 26 Maher Road, Laverton, VIC

>>> SAFARI DAKWAH CANBERRA <<<
KBRI, 8 Darwin Avenue, Canberra

CONTACT PERSON:
Ukht Iin ummu Zaid (0430-296-745)
Ukht Rusyda (0433-425-918)
Ukht Hazimah (0426-2888-77)
Ukht Dien (0425-20-2001)

Trailer Safari Dakwah Australia Hj. Irena Handono

Rabu, 05 Agustus 2015

Mari Berqurban Bersama Irena Center

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

**Qurban bukti Cinta kepada Allah**
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan Berqurbanlah.” (QS. Al-Kautsar [108]: 2)


Mari berqurban bersama Yayasan Irena Center di Pondok Pesantren Mualafah-Sentul Bogor.
Kami menerima dan menyalurkan Hewan Qurban untuk yang berhak menerimanya.

Untuk penyaluran berupa dana, bisa ditransfer melalui No. Rekening BCA 739 070 6001 atas nama Anna Triana (cabang A. Yani - Bekasi)
Swift Code: BCA CENAIDJA (khusus transfer dari Luar Indonesia)
Dnegan mencantumkan berita transfer: Qurban/Nama Lengkap Pengqurban/Nomor Hp1/Nomor Hp2

‪#‎Info‬ lebih lanjut silahkan hubungi Irena Center: 021 888 555 62 (Nia/Juli)

Berikut dokumentasi kegiatan Idul Adha di Irena Center, tahun lalu.



Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selasa, 04 Agustus 2015

Ikuti, Kajian Kristologi Intensif 16 Jam



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yayasasn Perbandingan Agama, Pembinaan Muallaf, dan Pembentengan Aqidah kembali menggelar


Kajian Kristologi Intensif 16 Jam (2 Hari) 
bersama Kristolog Ustazah Hj. Irena Handono

Acara tersebut akan diselenggarakan di Pondok Pesantren Mualafah, Sentul - Bogor, pada:
 

  • Hari/Tanggal : Sabtu, 26 September - Minggu, 27 September 2015
  • Pukul : 07.00 - selesai
  • Biaya : Rp.450.000,00/ orang (include: Modul Kristologi, buku notes, alat tulis, 3x makan dan 5x snack)

Tujuan dari kajian tersebut:
1. Semakin mensyukuri nikmat Iman dan nikmat Islam, karena bisa membuktikan dari perbandingan kitab suci 2 agama.
2. Mampu menyatakan kebenaran Islam.

3. Mampu membina Muallaf.
4. Membuktikan bahwa Islam satu - satunya agama yang sempurna.



Info lebih lanjut hubungi Irena center: 021-88855562 (Juli/Nia)

Pendaftaran via SMS/WhatsApp:

Ketik:

KajianKristologiIntensif/namalengkap/nohp1/nohp2.

Kirim ke: 0818 31 6264

**Terbuka untuk umum akhwat dan ikhwan (Muslim).
**Kuota hanya 100 orang
Note: Apabila kuota tidak terpenuhi maka pendaftaran dilanjutkan sampai tanggal 24 - 25 Oktober 2015.

Segera daftarkan diri Anda dan perdalam ilmu perbandingan agama sebagai penebal aqidah dan pembenteng iman dari bahaya pemurtadan.

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Minggu, 26 Juli 2015

Secuil Renungan Ummi: Islam, Rahmatan lil Alamin

Ketika saya memutuskan untuk memeluk Islam 32 tahun silam, pilihan itu telah mengantarkan saya pada banyak resiko. Resiko pernikahan saya, resiko harus tak diterima lagi oleh orang tua dan saudara-saudara saya, belum lagi resiko teror yang saya terima.

Namun itu kembali lagi pada kemantapan hati yang telah Allah berikan kepada saya. Ya, Dia-lah Sang Maha Pembolak Balik Hati yang teramat agung kuasanya. Saya teringat dengan salah satu ayat Allah,

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat).” (QS al-A’raaf:178)

Inipun menjadi satu alasan saya untuk memantapkan diri, memeluk jalan lurus ini, Insya Allah hingga ajal menjemput nanti.

Selain itu, ada satu perkara yang membuat saya tertarik dengan Islam. Yakni, konsep Islam yang rahmatan lil 'alamin.

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS Al-Anbiyaa':107)

Konsep ini menarik bagi saya. Sebagai rahmat untuk semesta alam, Islam hadir untuk menaungi umat manusia dalam risalah yang dibawa nabi terakhir nan mulia, Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Dengan menjadi rahmat bagi semesta alam, Islam tak hanya mengatur hubungan baik antarmanusia. Melainkan juga bagaimana kita mampu memperlakukan ciptaan Allah yang lain dengan baik. Sekali lagi, karena rahmat bagi semesta alam.

Namun sayangnya, banyak di antara ummat kita yang hari ini mengartikan "rahmatan lil alamin" dengan makna yang keliru. Akibatnya, banyak yang tersesat dalam liberalisme, sehingga menganggap seluruh agama sama. Padahal kalau seluruh agama sama, saya tak perlu berganti iman. Kalau seluruh agama sama, cara pikir mudahnya, hari ini ibadah di masjid, besok ke gereja, besoknya ke vihara, dan lainnya, pasti tidak masalah. Tapi nyatanya tak ada yang melakukan itu. Mengapa? Karena memang semua agama tidaklah sama.

Konsep ketuhanan antara Islam dengan agama saya terdahulu, juga jauh berbeda. Saya pernah menggugat soal trinitas kepada dosen saya di biara. Kalau Tuhan punya tiga pribadi, bagi saya saat itu, ketika dunia semakin maju, pribadi Tuhan harus ditambah menjadi empat. Dosen saya terperanjat dengan pernyataan saya. Konsep ini beda dengan Islam. Saya begitu terhenyak membaca surat dalam Al-Quran yang pertama kali saya kaji, yakni surat Al-Ikhlas. Allah adalah satu, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan Allah-lah tempat bergantung segala sesuatu. Konsep ini tegas, tidak bertele-tele.

Maka sekali lagi, konsep rahmatan lil alamin jangan dipelencengkan sesuka hati dengan menghalalkan perayaan Natal bersama, dan lain sebagainya. Jangan berpartisipasi karena memandang 25 Desember sebagai kelahiran Nabi Isa, sebab sejatinya 25 Desember bukan kelahiran Nabi Isa.

Rahmat bagi semesta alam telah ditunjukkan dengan baik oleh Rasulullah semasa beliau di Madinah. Lewat piagam Madinah, beliau mengatur dengan baik hubungan antar Muslim dengan kaum Yahudi. Seluruh umat yang hidup dalam naungan Islam pun terjamin. Bahkan ketika masa kekhalifahan Turki Utsmani pun, Amerika yang saat itu mengalami kelaparan hebat akibat kalah dari Inggris, hidup sejahtera berkat bantuan kekhalifahan Islam.

Inilah konsep rahmatan lil alamin yang tepat. Jangan menjadikan konsep mulia ini sebagai penghalal pelanggaran aqidah. Boleh bermuamalah dengan kaum non-Muslim, namun tak perlu mengikuti hal-hal yang menyangkut akidahnya. Meski atas nama toleransi sekalipun. Toleransi yang dijaga Islam telah tepat: mempersilakan kaum beragama lain untuk beribadah sesuai keyakinannya, dan tidak memaksa mereka untuk mengikuti akidah kita.

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang (teguh) kepada buhul tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui." (QS Al-Baqarah: 256)

"Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS Al-Kafirun: 1-6)

Di akhir tulisan singkat ini, izinkan saya mengutip satu sabda Rasulullah agar kita harus senantiasa menjaga akidah yang lurus ini. Hingga malaikat Izra'il datang menjemput.

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)


Irena Handono

Senin, 13 Juli 2015

Safari Dakwah Perth 17 Juni-14 Juli 2015









Jazakumullahu khairan katsiran untuk jalinan ukhuwah yang semata-mata dilandasi keimanan...
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa menjaga diri kita agar istiqomah dalam Islam, dan merekatkan persaudaraan kita..



3 VIDEO CERAMAH HJ. IRENA HANDONO di PERTH

Kamis, 04 Juni 2015

Rapat dan Pawai Akbar Jakarta 2015




"Semua kekayaan alam di negeri ini hanya bisa di-riayah (urusi) dengan baik dalam naungan sistem pemerintahan Islam, sebagaimana sejarah Islam telah membuktikan dalam peradaban emasnya mampu mensejahterakan rakyatnya selama 13 abad lamanya. Semua ini seharusnya menjadikan kita untuk semakin menyadari bahwa hanya dibawah institusi pemerintahan Islam sajalah kemuliaan perempuan serta kesejahteraan akan dapat kita rasakan. Mari bersama-sama berada dalam satu barisan dan satu tujuan untuk mengembalikan kejayaan Islam yang dulu pernah dirasakan dan pernah memimpin dua pertiga dunia serta menjadi kiblat peradaban umat manusia dalam naungan Khilafah."



Silaturahim Ummat Muslim Tanah Karo


Masyarakat tanah Karo memberikan cendera mata WISGARA 
yang diwakilkan Camat Kecamatan MERDEKA

Silaturahim Ummat Muslim Tanah Karo

Ramadhan bersama Irena Center


Assalamualaikum Wr Wb,
Untuk menyambut Bulan suci Ramadhan Pondok Pesantren Mualafah akan mengadakan Acara Rutin setiap hari Sabtu, Terbuka untuk umum.

Selasa, 14 April 2015

7 Days Exploring BOSNIA With Hj. IRENA HANDONO

7 Days Exploring BOSNIA
With Hj. IRENA HANDONO
22 July - 28 July 2015

Highlight:
-Sarajevo
-Mostar
-Blagaj
-Pocitelj
-Travnik

Bosnia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar ke-3 di benua Eropa. Agama Allah SWT ini masuk ke Bosnia sekitar abad ke-15.

Muslim bosnia mengalami masa-masa kelam dimana mereka mengalami pembersihan etnis yang mengakibatkan banyak Masjid secara sistematis dihancurkan oleh Serbia dan Kroasia.
Hingga saat ini banyak sekali peninggalan sejarah umat muslim di sana diantaranya Masjid Fatih, Masjid Koski Mahmet Bey, dan masih banyak lagi .

"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepad-Nya lah kamu(kembali) setelah dibangkitkan. (QS: Al-Mulk : 15)

Come and Be Part of the Journey
for ONLY USD 2.900

More information:
"Irena Center"
- 0812 82 699 030 (Anna.T)
- 0818 31 6264 (Juliana)
Pin BBM: 54e220dd (nol)

email:
anna.triana12@yahoo.de
email: irenacenter.ic@gmail.com

Selasa, 07 April 2015

Roadshow Dakwah Ustadzah Irena Handono


Ananda yang di SUMATERA UTARA...

Mari berpartisipasi dalam
ROAD SHOW DAKWAH bersama Hj.Irena Handono
dalam rangka ISRA' MI'RAJ Nabi Muhammad SAW.
Tanggal: 15 s/d 23 Mei 2015
 
Silahkan menjadwalkan MT, DKM, Masjid, Mushala ananda sekalian melalui :
Perwakilan Dakwah IC , H.Wagirun - 081263463610

Dakwah Hj. Irena Handono di Aceh

Bersama jamaah dari Singapura

Selasa, 31 Maret 2015

April Mop, Balasan Barat Terhadap Muslim Andalusia



April Mop di Barat dikenal dengan The April’s Fool Day. Pada 1 April itu, orang boleh dan sah-sah saja menipu teman, orang tua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan, dengan mengatakan, "April Mop!".

Namun banyak umat Islam yang ikut-ikutan merayakan April Mop ini tidak mengetahui, bahwa April Mop, atau The April’s Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.

Saat itu terjadi pembantaian ribuan umat Islam di Granada Spanyol di depan pelabuhan. Dengan tipuan akan diberangkatkan ke keluar Andalusia dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Ratu Isabella, Muslim Andalusia malah dikonsentrasikan dan dengan mudah dibantai habis dalam waktu sangat singkat oleh ratusan pasukan salib yang mengelilingi dari segala penjuru.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Mereka kebanyakan terdiri atas para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Itulah akhir dari kejayaan Islam di Andalusia. Sebuah peradaban Islam yang dimulai dari perjuangan Tariq Bin Ziyad pada tahun 711 M dan berakhir pada 1487 M. Selama tujuh abad lebih peradaban ini telah menyumbangkan kepada dunia, kemajuan dalam berbagai ilmu pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-islaman, Andalusia kala itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad.

Balasan Barat Terhadap Muslim Andalusia
Namun ada sebuah kisah yang sangat memilukan. Pada 2 Januari 1492, kardinal Devider memasang salib di atas Istana Hamra; istana kerajaan Nashiriyah di Spanyol. Tujuannya sebagai bentuk proklamasi atas berakhirnya pemerintahan Islam di Spanyol.

Kaum Muslimin dilarang menganut Islam, dan dipaksa untuk murtad. Begitu juga mereka tidak boleh menggunakan bahasa Arab, siapa yang menentang perintah itu akan dibakar hidup hidup setelah disiksa dengan berbagai cara. Gereja di masa pemerintahan monarki Raja Ferdianand dan Isabella membuat Dewan Mahkamah Luar Biasa atau yang dikenal dengan Lembaga Inkuisi sebuah lembaga peradilan yang bertugas untuk menghabisi siapa saja orang-orang di luar Katholik. Lembaga ini kemudian bermetamorfosa menjadi Opus Dei.

Empat abad setelah jatuhnya Islam di Spanyol, Napoleon Bonaparte pada 1808 mengeluarkan instruksi untuk menghapuskan Dewan Mahkamah Luar Biasa tersebut. Dan di sinilah kisah ini berawal. Ditulis oleh Syaikh Muhammad Al Ghazali dalam bukunya At Ta’asub Wat Tasamuh (hal 311-318).

Tentara Prancis menemukan tempat sidang Dewan Mahkamah Luar Biasa itu di sebuah ruang rahasia di dalam gereja. Di sana ada alat alat penyiksaan seperti alat pematah tulang dan alat pengoyak badan. Alat ini untuk membelah tubuh manusia. Ditemukan pula satu peti sebesar kepala manusia. Di situlah diletakkan kepala orang yang hendak disiksa. Satu lagi alat penyiksaan ialah satu kotak yang dipasang mata pisau yang tajam. Mereka campakkan orang orang muda ke dalam kotak ini, bila dihempaskan pintu maka terkoyaklah badan yang disiksa tersebut.

Di samping itu ada mata kail yang menusuk lidah dan tersentak keluar, dan ada pula yang disangkutkan ke payudara wanita, lalu ditarik dengan kuat sehingga payudara tersebut terkoyak dan putus karena tajamnya benda benda tersebut. Nasib wanita dalam siksaan ini sama saja dengan nasib laki laki, mereka ditelanjangi dan tak terhindar dari siksaan.

Inilah jawaban untuk kita, mengapa saat ini, kita tidak menemukan bekas-bekas peradaban Islam yang masih hidup di Spanyol. Seolah-olah tersapu bersih, sebersih-bersihnya. Inilah balasan Barat terhadap Muslim.

Jumat, 13 Maret 2015

Nabinya Muslim Bukan Juru Selamat?

Upaya-upaya pemurtadan memang tak henti-hentinya dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Salah satunya yang mereka pakai adalah dengan media SMS. Berikut adalah SMS yang mereka sebarkan dengan maksud menggoyahkan aqidah umat Islam.

“Darah kristus pasti sanggup menghapus dosa Anda. Ikut Tuhan Yesus ada kepastian masa depan yang cerah (Yohanes 14:6). Coba bandingkan dengan Alquran surat 6:66. Kontras sekali bukan? Bertobatlah saudaraku, ini adalah masalah yang sangat penting dan sangat berharga. Dengarlah, saat ini Tuhan Yesus berdiri di muka pintu dan mengetuk, bukalah dirimu untuk Yesus.”
Pembaca, kalimat di atas disampaikan oleh ‘pengirim SMS gelap’ dengan maksud menggoyahkan akidah umat Islam. Inti kalimat di atas adalah mempertanyakan pertanggungjawaban Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam atas  keselamatan umatnya di hari kiamat.

Sebagaimana yang kita telah pelajari, bahwa dalam keyakinan Kristen, Yesus adalah penebus dosa. Yesus dianggap sangat bertanggung jawab terhadap umatnya sehingga rela disalib untuk menebus dosa para pengikutnya.

Ayat Bibel yang dijadikan sandaran mereka bahwa Yesus itu adalah penebus dosa umat Kristen adalah di Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Pemahaman Kristen menyatakan bahwa Yesus diutus untuk menebus dosa anak manusia. Maka barang siapa ingin selamat, maka bergabunglah dengan Kristus Sang Juru Selamat.

Nabi Bukan Penebus Kesalahan

Nah, mari kita luruskan satu persatu kesalahan ini. Pertama, fungsi nabi. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah : 213, maka fungsi nabi adalah pembawa kabar gembira berupa ajaran yang termaktub dalam kitab yang dibawanya untuk menyelesaikan perselisihan antar umat manusia.

Pada surah Al-Baqarah: 119, dapat kita ambil kesimpulan bahwa tugas nabi hanyalah menyampaikan. Perkara seseorang mau mengikuti ataukah tidak, bukan termasuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh sebab itu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam sering mengatakan, “Wahai Allah, saksikanlah aku telah menyampaikan,” sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

Kembali ke ayat Bibel Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Sebenarnya ayat ini mempunyai arti, barangsiapa yang ingin menemui bapa di surga maka dia harus ‘melalui’ Yesus. ‘Melalui’ bisa berarti mengikuti, melaksanakan dan tunduk pada aturan atau ajaran yang dibawa Yesus. Namun disalahpahami oleh umat Kristen, ‘melalui’ ini diartikan sebagai ‘penebusan dosa oleh Yesus’. Sehingga dikatakan,  jika ia ingin dosanya ditebus maka ia harus menyembah Yesus.

Ayat-ayat Bibel yang Menentang Penebusan Dosa

Pemahaman tentang penebusan dosa seperti di atas ternyata bertentangan dengan ayat Bibel yang lain, yakni Yehezkiel 18:20. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”

Yeremiah 17:10, “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Matius 12:36, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.”

Beberapa ayat Bibel di atas justru menentang konsep penebusan dosa. Jadi sebenarnya, konsep penebusan dosa dalam Kristen adalah sebuah konsep yang mengada-ada. Konsep yang tidak kitabiyah. Tidak bersandar pada ayat-ayat AlKitab tapi berdasar pada doktrin yang dibuat oleh gereja.

Lalu bagaimana dengan Islam? Jelas sekali Islam tidak mengenal penebusan dosa. Sebagaimana dalam surah Al-An’aam: 164, Allah SWT berfirman: “….Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”

Yang perlu diketahui oleh umat Kristiani adalah, agar seorang manusia masuk surga tak perlu ditebus dosanya oleh orang lain. Cukup baginya mengikuti ajaran yang dibawa oleh para nabi. Maka manusia yang mengikuti Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam sebagai nabi terakhir pembawa risalah, maka dijanjikan masuk surga. Sementara bagi yang ingkar pada kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, maka ia harus mempertanggungjawabkan tindakannya masing-masing.

Selasa, 10 Maret 2015

Tour Jejak Gemilang Peradaban Islam di Turki

Hj. Irena Handono di Hierapolis, Turki
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS Yusuf:111).

Dari QS Yusuf ayat 111, patut direnungi bahwa Allah telah menyuruh kepada ummatNya untuk belajar sejarah. Mengapa belajar sejarah? Tak lain agar keburukan di masa lalu yang pernah terjadi, tak terulang kembali di diri kita.

Salah satu sejarah yang kali ini ingin ummi ajak pelajari adalah sejarah dari Turki. Sebuah negeri, yang pernah berjaya dengan Islam, namun musti rela diacak-acak oleh pemikiran sekular ala Musthafa Kemal Attaturk. Sebuah kondisi, yang nyaris terjadi di negeri kita saat ini. Inilah yang ingin ummi bagi melalui perjalanan kunjungan ke tempat bersejarah dengan tajuk "Jejak Gemilang Peradaban Islam di Turki".


Jejak Gemilang Peradaban Islam di Turki

Pelaksanaan: 10-19 April 2015
Dalam tour ini, ummi mengajak rombongan ke delapan kota dengan 30 destinasi wisata. 
Pesawat: Maskapai Turkey Airlines
Akomodasi: Hotel Bintang 4 dan 5, Bus AC + Wifi, Makanan dijamin HALAL

Destinasi  

  • Istanbul: Hippodrome, Blue Mosque, Hagia Sofia, Topkapi Palace, Bosphorus Cruise, Grand Bazzar, The Eyub Sultan Mosque, Miniaturk, Istiklal Caddesi, Gulhane Parki (10 tempat).
  • Canakkale: Troy Horse, Gallipoli (2 tempat).
  • Kusadasi: Ephesus Ancient City, Celcius Hodrian Temple, Marble Street & Agora, Hierapolis (4 tempat).
  • Pamukkale: Cotton Castle (1 tempat).
  • Konya: Mevlana Jalaluddin Rumi Museum, Photo Shop di Karavan Saray (2 tempat). 
  • Cappadocia: Hot Balon Air, Underground City, Goreme Open Air Museum: Pigeon Valley & Uchisar Village, Carpet Factory, Jewellery Turqouise (7 tempat).
  • Ankara: Hacibayram Mosque, Kocatepe Mosque (2 tempat).
  • Bursa: Ulucami Mosque, Koza Han Silk Market (2 tempat).

Informasi Biaya 

Biaya sebesar US$ 2500 (Harga mencakup all in / paspor, visa, tanpa tambahan lagi)

Informasi Pendaftaran

Hubungi: 0815 1334 6764. Untuk informasi itinerary rute mohon bisa diberitahukan ke nomor tersebut, untuk selanjutnya dikirim via e-mail. 
 

Kamis, 05 Maret 2015

Islam Fanatik

"Kamu ngapain jadi Islam fanatik? Sudahlah, jangan terlalu sempit. Boleh kok pacaran beda agama, datang ke perayaan agama lain, sudahlah, itu hadits kan jaman dulu, jaman belum modern.."

"Yang penting jilbabi dulu hatimu, baru kepalamu!"

Pernahkah ananda memperoleh tanggapan seperti di atas ketika berusaha menjaga dan mempertahankan aqidah ananda?

Polemik ini yang sering mendera ummat akhir-akhir ini. Banyak rong-rongan dari dalam yang berusaha mengajak ummat untuk menyerempet pada hal-hal yang dimakruhkan, kemudian yang haram.

Fanatik seperti apakah yang mereka maksud? Saya rasa setiap ummat beragama harus menjalankan agamanya secara fanatik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan fanatik sebagai: "teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dsb)"

Lalu, pertanyaannya sekarang, tak bolehkah kita fanatik pada keyakinan yang kita anut? Sementara Allah menyuruh kita untuk masuk Islam secara kaffah dan bukan setengah-setengah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah:208)

Memeluk dan mengamalkan Islam secara kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dilaksanakan oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di mana pun dia tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik dalam sekup besar ataupun kecil, baik pribadi atau pun masyarakat, semua masuk dalam perintah ini.

Keadaan negeri kita hari ini sudah cukup carut marut. Pemurtadan dimana-mana, gerakan JIL dan antek-anteknya sudah semakin marak, komunisme seolah menjadi hal yang wajar.

Salahkah apabila saat ini ummat bersikap fanatik terhadap jalan lurus yang menyelamatkannya di akhirat kelak? Jangan gentar! Allah telah berjanji,

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِخَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(55)[النور/55]

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur : 55]

Wallahu walliy at taufiq.

-Irena Handono-