Jumat, 18 Maret 2016

Ironi Fitnah Terhadap Ulama di Negeri Mayoritas Muslim

Beberapa hari terakhir, umat Islam di Indonesia, khususnya Jakarta, digemparkan dengan sebuah foto yang disertakan dalam sebuah berita. Dari judulnya, tendensius sekali. Sebuah organisasi Islam mendukung salah seorang calon pemimpin yang bukan dari kalangan Muslim. Dan setelah dilakukan tabayyun, ternyata apa yang dimuat adalah rekayasa dan fitnah semata.

Penghinaan dan fitnah yang dilakukan terhadap para ulama, da'i, dan da'iyah, tidak hanya kali ini saja. Dalam lintasan sejarah, Imam Syafi’i dituduh sebagai paranormal. Imam Thabari dituding Syiah, dan Imam Syathibi dituding sebagai Rafidhah. Lebih lanjut, Abu Atahiyah dituduh zindiq. Abu Umar Ath-Thalamanki dituding Khawarij. Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim dan ulama lainnya juga berulangkali ‘panen’ fitnah.

Bahkan secara pribadi, saya, di tahun 2009, pernah mengalami fitnah yang berujung pada mubahalah. Saya difitnah pernah mengenakan baju biarawati di sebuah gereja di Singapura dan mengenakan kalung salib di balik jilbab yang saya kenakan. Dampaknya sangat terasa terhadap ummat. Betapa guncang jamaah saya saat itu. Beberapa muallaf di Sulawesi kembali murtad mendengar tuduhan itu. Namun Alhamdulillah, atas perkenan Allah, segalanya kembali berjalan baik.

Sampai disini ada kesimpulan yang bisa kita tarik. Ternyata, pada hal-hal tertentu, mereka yang gembira dan bangga dengan sekularisme, masih membutuhkan agama sebagai komoditas politik. Segala cara dilakukan tanpa mempertimbangkan mudharatnya. Bagi mereka, apa saja boleh dilakukan, asalkan tujuannya tercapai.

Saya mendorong para asatidz untuk tidak gentar berdiri di atas jalan dakwah ini. Dan bagi seluruh kaum Muslim di Indonesia, sudah saatnya berhenti berpecah belah. Saatnya tidak lagi memperdebatkan masalah khilafiyah. Sudah saatnya untuk bahu-membahu, membangun ukhuwah, untuk menuju peradaban Islam yang mulia.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad:7)

4 komentar:

  1. Sesungguhnys Ahli Sorga bersi Alquran adalah kaum muslimin bukan muslimah. Untuk itu baiknya ibu HIH berkhutbah bagaimana caranya muslimah di seluruh dunia memberikan spirit atau semangat yg menyala-nyala ketika para ahli sorga yaitu kaum muslimin sdng sibukkk menerimakan segala kelezatan-kelezatan bidadari-bidadari sorga. Memberikan semangat dgn cara apa ??? Itu terserah ibu HIH saja. Apa dgn wiridan dll ajarkan dong. Pakarnya kok jangan pura-pura oon yah !!! https://firanda.com/index.php/artikel/surga-a-neraka/180-sifat-sifat-bidadari

    BalasHapus
    Balasan
    1. unuk loren kalau ambil pendapat orang jangan dikurang atau ditambah (firanda.com) anda telah membohonginya

      Hapus
  2. Ummat islam harus bersatu untukmenegakkan syiar islam

    BalasHapus
  3. Untuk loren, semoga Allah SWT memberi anda dan kita semua hidayah-Nya. Teruslah pelajari al-Islam menurut keinginan anda, insya Allah anda akan semakin mencintai Islam dan menemukan kebenaran.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.