irenacenter.com

irenacenter.com

Selasa, 31 Maret 2015

April Mop, Balasan Barat Terhadap Muslim Andalusia



April Mop di Barat dikenal dengan The April’s Fool Day. Pada 1 April itu, orang boleh dan sah-sah saja menipu teman, orang tua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan, dengan mengatakan, "April Mop!".

Namun banyak umat Islam yang ikut-ikutan merayakan April Mop ini tidak mengetahui, bahwa April Mop, atau The April’s Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.

Saat itu terjadi pembantaian ribuan umat Islam di Granada Spanyol di depan pelabuhan. Dengan tipuan akan diberangkatkan ke keluar Andalusia dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Ratu Isabella, Muslim Andalusia malah dikonsentrasikan dan dengan mudah dibantai habis dalam waktu sangat singkat oleh ratusan pasukan salib yang mengelilingi dari segala penjuru.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Mereka kebanyakan terdiri atas para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Itulah akhir dari kejayaan Islam di Andalusia. Sebuah peradaban Islam yang dimulai dari perjuangan Tariq Bin Ziyad pada tahun 711 M dan berakhir pada 1487 M. Selama tujuh abad lebih peradaban ini telah menyumbangkan kepada dunia, kemajuan dalam berbagai ilmu pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-islaman, Andalusia kala itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad.

Balasan Barat Terhadap Muslim Andalusia
Namun ada sebuah kisah yang sangat memilukan. Pada 2 Januari 1492, kardinal Devider memasang salib di atas Istana Hamra; istana kerajaan Nashiriyah di Spanyol. Tujuannya sebagai bentuk proklamasi atas berakhirnya pemerintahan Islam di Spanyol.

Kaum Muslimin dilarang menganut Islam, dan dipaksa untuk murtad. Begitu juga mereka tidak boleh menggunakan bahasa Arab, siapa yang menentang perintah itu akan dibakar hidup hidup setelah disiksa dengan berbagai cara. Gereja di masa pemerintahan monarki Raja Ferdianand dan Isabella membuat Dewan Mahkamah Luar Biasa atau yang dikenal dengan Lembaga Inkuisi sebuah lembaga peradilan yang bertugas untuk menghabisi siapa saja orang-orang di luar Katholik. Lembaga ini kemudian bermetamorfosa menjadi Opus Dei.

Empat abad setelah jatuhnya Islam di Spanyol, Napoleon Bonaparte pada 1808 mengeluarkan instruksi untuk menghapuskan Dewan Mahkamah Luar Biasa tersebut. Dan di sinilah kisah ini berawal. Ditulis oleh Syaikh Muhammad Al Ghazali dalam bukunya At Ta’asub Wat Tasamuh (hal 311-318).

Tentara Prancis menemukan tempat sidang Dewan Mahkamah Luar Biasa itu di sebuah ruang rahasia di dalam gereja. Di sana ada alat alat penyiksaan seperti alat pematah tulang dan alat pengoyak badan. Alat ini untuk membelah tubuh manusia. Ditemukan pula satu peti sebesar kepala manusia. Di situlah diletakkan kepala orang yang hendak disiksa. Satu lagi alat penyiksaan ialah satu kotak yang dipasang mata pisau yang tajam. Mereka campakkan orang orang muda ke dalam kotak ini, bila dihempaskan pintu maka terkoyaklah badan yang disiksa tersebut.

Di samping itu ada mata kail yang menusuk lidah dan tersentak keluar, dan ada pula yang disangkutkan ke payudara wanita, lalu ditarik dengan kuat sehingga payudara tersebut terkoyak dan putus karena tajamnya benda benda tersebut. Nasib wanita dalam siksaan ini sama saja dengan nasib laki laki, mereka ditelanjangi dan tak terhindar dari siksaan.

Inilah jawaban untuk kita, mengapa saat ini, kita tidak menemukan bekas-bekas peradaban Islam yang masih hidup di Spanyol. Seolah-olah tersapu bersih, sebersih-bersihnya. Inilah balasan Barat terhadap Muslim.

Jumat, 13 Maret 2015

Nabinya Muslim Bukan Juru Selamat?

Upaya-upaya pemurtadan memang tak henti-hentinya dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Salah satunya yang mereka pakai adalah dengan media SMS. Berikut adalah SMS yang mereka sebarkan dengan maksud menggoyahkan aqidah umat Islam.

“Darah kristus pasti sanggup menghapus dosa Anda. Ikut Tuhan Yesus ada kepastian masa depan yang cerah (Yohanes 14:6). Coba bandingkan dengan Alquran surat 6:66. Kontras sekali bukan? Bertobatlah saudaraku, ini adalah masalah yang sangat penting dan sangat berharga. Dengarlah, saat ini Tuhan Yesus berdiri di muka pintu dan mengetuk, bukalah dirimu untuk Yesus.”
Pembaca, kalimat di atas disampaikan oleh ‘pengirim SMS gelap’ dengan maksud menggoyahkan akidah umat Islam. Inti kalimat di atas adalah mempertanyakan pertanggungjawaban Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam atas  keselamatan umatnya di hari kiamat.

Sebagaimana yang kita telah pelajari, bahwa dalam keyakinan Kristen, Yesus adalah penebus dosa. Yesus dianggap sangat bertanggung jawab terhadap umatnya sehingga rela disalib untuk menebus dosa para pengikutnya.

Ayat Bibel yang dijadikan sandaran mereka bahwa Yesus itu adalah penebus dosa umat Kristen adalah di Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Pemahaman Kristen menyatakan bahwa Yesus diutus untuk menebus dosa anak manusia. Maka barang siapa ingin selamat, maka bergabunglah dengan Kristus Sang Juru Selamat.

Nabi Bukan Penebus Kesalahan

Nah, mari kita luruskan satu persatu kesalahan ini. Pertama, fungsi nabi. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah : 213, maka fungsi nabi adalah pembawa kabar gembira berupa ajaran yang termaktub dalam kitab yang dibawanya untuk menyelesaikan perselisihan antar umat manusia.

Pada surah Al-Baqarah: 119, dapat kita ambil kesimpulan bahwa tugas nabi hanyalah menyampaikan. Perkara seseorang mau mengikuti ataukah tidak, bukan termasuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh sebab itu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam sering mengatakan, “Wahai Allah, saksikanlah aku telah menyampaikan,” sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

Kembali ke ayat Bibel Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Sebenarnya ayat ini mempunyai arti, barangsiapa yang ingin menemui bapa di surga maka dia harus ‘melalui’ Yesus. ‘Melalui’ bisa berarti mengikuti, melaksanakan dan tunduk pada aturan atau ajaran yang dibawa Yesus. Namun disalahpahami oleh umat Kristen, ‘melalui’ ini diartikan sebagai ‘penebusan dosa oleh Yesus’. Sehingga dikatakan,  jika ia ingin dosanya ditebus maka ia harus menyembah Yesus.

Ayat-ayat Bibel yang Menentang Penebusan Dosa

Pemahaman tentang penebusan dosa seperti di atas ternyata bertentangan dengan ayat Bibel yang lain, yakni Yehezkiel 18:20. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”

Yeremiah 17:10, “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Matius 12:36, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.”

Beberapa ayat Bibel di atas justru menentang konsep penebusan dosa. Jadi sebenarnya, konsep penebusan dosa dalam Kristen adalah sebuah konsep yang mengada-ada. Konsep yang tidak kitabiyah. Tidak bersandar pada ayat-ayat AlKitab tapi berdasar pada doktrin yang dibuat oleh gereja.

Lalu bagaimana dengan Islam? Jelas sekali Islam tidak mengenal penebusan dosa. Sebagaimana dalam surah Al-An’aam: 164, Allah SWT berfirman: “….Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”

Yang perlu diketahui oleh umat Kristiani adalah, agar seorang manusia masuk surga tak perlu ditebus dosanya oleh orang lain. Cukup baginya mengikuti ajaran yang dibawa oleh para nabi. Maka manusia yang mengikuti Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam sebagai nabi terakhir pembawa risalah, maka dijanjikan masuk surga. Sementara bagi yang ingkar pada kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, maka ia harus mempertanggungjawabkan tindakannya masing-masing.

Selasa, 10 Maret 2015

Tour Jejak Gemilang Peradaban Islam di Turki

Hj. Irena Handono di Hierapolis, Turki
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS Yusuf:111).

Dari QS Yusuf ayat 111, patut direnungi bahwa Allah telah menyuruh kepada ummatNya untuk belajar sejarah. Mengapa belajar sejarah? Tak lain agar keburukan di masa lalu yang pernah terjadi, tak terulang kembali di diri kita.

Salah satu sejarah yang kali ini ingin ummi ajak pelajari adalah sejarah dari Turki. Sebuah negeri, yang pernah berjaya dengan Islam, namun musti rela diacak-acak oleh pemikiran sekular ala Musthafa Kemal Attaturk. Sebuah kondisi, yang nyaris terjadi di negeri kita saat ini. Inilah yang ingin ummi bagi melalui perjalanan kunjungan ke tempat bersejarah dengan tajuk "Jejak Gemilang Peradaban Islam di Turki".


Jejak Gemilang Peradaban Islam di Turki

Pelaksanaan: 10-19 April 2015
Dalam tour ini, ummi mengajak rombongan ke delapan kota dengan 30 destinasi wisata. 
Pesawat: Maskapai Turkey Airlines
Akomodasi: Hotel Bintang 4 dan 5, Bus AC + Wifi, Makanan dijamin HALAL

Destinasi  

  • Istanbul: Hippodrome, Blue Mosque, Hagia Sofia, Topkapi Palace, Bosphorus Cruise, Grand Bazzar, The Eyub Sultan Mosque, Miniaturk, Istiklal Caddesi, Gulhane Parki (10 tempat).
  • Canakkale: Troy Horse, Gallipoli (2 tempat).
  • Kusadasi: Ephesus Ancient City, Celcius Hodrian Temple, Marble Street & Agora, Hierapolis (4 tempat).
  • Pamukkale: Cotton Castle (1 tempat).
  • Konya: Mevlana Jalaluddin Rumi Museum, Photo Shop di Karavan Saray (2 tempat). 
  • Cappadocia: Hot Balon Air, Underground City, Goreme Open Air Museum: Pigeon Valley & Uchisar Village, Carpet Factory, Jewellery Turqouise (7 tempat).
  • Ankara: Hacibayram Mosque, Kocatepe Mosque (2 tempat).
  • Bursa: Ulucami Mosque, Koza Han Silk Market (2 tempat).

Informasi Biaya 

Biaya sebesar US$ 2500 (Harga mencakup all in / paspor, visa, tanpa tambahan lagi)

Informasi Pendaftaran

Hubungi: 0815 1334 6764. Untuk informasi itinerary rute mohon bisa diberitahukan ke nomor tersebut, untuk selanjutnya dikirim via e-mail. 
 

Kamis, 05 Maret 2015

Islam Fanatik

"Kamu ngapain jadi Islam fanatik? Sudahlah, jangan terlalu sempit. Boleh kok pacaran beda agama, datang ke perayaan agama lain, sudahlah, itu hadits kan jaman dulu, jaman belum modern.."

"Yang penting jilbabi dulu hatimu, baru kepalamu!"

Pernahkah ananda memperoleh tanggapan seperti di atas ketika berusaha menjaga dan mempertahankan aqidah ananda?

Polemik ini yang sering mendera ummat akhir-akhir ini. Banyak rong-rongan dari dalam yang berusaha mengajak ummat untuk menyerempet pada hal-hal yang dimakruhkan, kemudian yang haram.

Fanatik seperti apakah yang mereka maksud? Saya rasa setiap ummat beragama harus menjalankan agamanya secara fanatik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan fanatik sebagai: "teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dsb)"

Lalu, pertanyaannya sekarang, tak bolehkah kita fanatik pada keyakinan yang kita anut? Sementara Allah menyuruh kita untuk masuk Islam secara kaffah dan bukan setengah-setengah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah:208)

Memeluk dan mengamalkan Islam secara kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dilaksanakan oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di mana pun dia tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik dalam sekup besar ataupun kecil, baik pribadi atau pun masyarakat, semua masuk dalam perintah ini.

Keadaan negeri kita hari ini sudah cukup carut marut. Pemurtadan dimana-mana, gerakan JIL dan antek-anteknya sudah semakin marak, komunisme seolah menjadi hal yang wajar.

Salahkah apabila saat ini ummat bersikap fanatik terhadap jalan lurus yang menyelamatkannya di akhirat kelak? Jangan gentar! Allah telah berjanji,

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِخَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(55)[النور/55]

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur : 55]

Wallahu walliy at taufiq.

-Irena Handono-