Senin, 26 Januari 2015

Valentine: Maksiat Berbungkus Kasih Sayang

 

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Meski nasihat-nasihat, imbauan-imbauan para ulama, ustadz-ustadzah tentang Valentine selalu didengungkan tiap bulan Pebruari,  tapi ternyata masih banyak orang tua para remaja yang masih berpemahaman salah tentang Valentine’s Day. Valentine hanya dianggap sebagai budaya remaja modern saja. Padahal ada bahaya besar di balik Valentine yang siap menerkam para remaja. Ini yang tidak disadari para orang tua.

Tiap bulan Februari, remaja yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau banyak ustad-ustazah memperingatkan nilai-nilai akidah Kristen yang dikandung dalam peringatan tersebut, namun hal itu tidak terlalu dipusingkan mereka. "Aku ngerayain Valentine kan buat fun-fun aja...." begitu kata mereka.

Tanggal 14 Februari dikatakan sebagai ‘Hari Kasih Sayang’. Apa benar? Mari kita tilik sejarahnya.

Siapakah Valentine?
Tidak ada kejelasan, siapakah sesungguhnya yang bernama Valentine. Beragam kisah dan semuanya hanyalah dongeng tentang sosok Valentine ini. Tetapi setidaknya ada tiga dongeng yang umum tentang siapa Valentine.

Pertama, St Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino yang kematiannya pada 14 Pebruari 269 M karena eksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II (265-270). Eksekusi yang didapatnya ini karena perbuatannya yang menentang ketetapan raja, memimpin gerakan yang menolak wajib militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, yang hal tersebut justru dilarang. Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan adalah boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer.

Kedua,  Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia kemudian meninggal karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai orang suci.

Ketiga, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.

Ucapan ”Be My Valentine”
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta’ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut Tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!


Tradisi penyembah berhala
Festival Lupercalia, Cikal Bakal Valentine
Sebelum masa kekristenan, masyarakat Yunani dan Romawi  beragama pagan yakni menyembah banyak Tuhan atau Paganis-polytheisme. Mereka memiliki perayaan/pesta yang dilakukan pada pertengahan bulan Pebruari yang sudah menjadi tradisi budaya mereka. Dan gereja menyebut mereka sebagai kaum kafir.

Di zaman Athena Kuno, tersebut disebut sebagai bulan GAMELION. Yakni masa menikahnya ZEUS dan HERA. Sedangkan di zaman Romawi Kuno, disebut hari raya LUPERCALIA sebagai peringatan terhadap Dewa LUPERCUS, dewa kesuburan  yang digambarkan setengah telanjang dengan pakaian dari kulit domba.

Perayaan ini berlangsung dari 13 hingga 18 Pebruari, yang berpuncak pada tanggal 15. Dua  hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata. Di masa ini ada kebiasaan yang digandrungi yang disebut sebagai Love Lottery/Lotre pasangan, di mana para wanita muda memasukkan nama mereka dalam sebuah bejana kemudian para pria mengambil satu nama dalam bejana tersebut yang kemudian menjadi kekasihnya selama festival berlangsung. Seiring dengan invasi tentara Roma, tradisi ini menyebar dengan cepat ke hampir seluruh Eropa.

Hal ini menjadi penyebab sulitnya penyebaran agama Kristen yang saat itu tergolong sebagai agama baru di Eropa. Sehingga untuk menarik jemaat masuk ke Gereja maka diadopsilah perayaan kafir pagan ini dengan memberi kemasan kekristenan. Maka Paus Gelasius I pada tahun 469 M mengubah upacara Roma Kuno Lupercalia ini menjadi Saint Valentine's Day.

Ini adalah upaya Gelasius menyebarkan agama kristen melalui budaya setempat. Menggantikan posisi dewa-dewa pagan dan mengambil St Valentine sebagai sosok suci lambang cinta. Ini adalah bentuk sinkretisme agama, mencampuradukkan budaya pagan dalam tradisi Kristen. Dan akhirnya diresmikanlah Hari Valentine oleh Paus Gelasius pada 14 Februari di tahun 498.

Bagaimanapun juga lebih mudah mengubah keyakinan masyarakat setempat jika mereka dibiarkan merayakan perayaan di hari yang sama hanya saja diubah ideologinya. Umat Kristen meyakini St  Valentino sebagai pejuang cinta kasih. Melalui kelihaian misionaris, Valentine’s Day dimasyarakatkan secara internasional.

Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari tradisi masyarakat di zaman Romawi Kuno, masyarakat kafir yang menyembah banyak Tuhan juga berhala. Dan hingga kini Gereja Katholik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya St Valentine. Meskipun demikian perayaan ini juga dirayakan secara resmi di Gereja Whitefriar Street Carmelite di Dublin-Irlandia.

Valentine di Indonesia
Valentine’s Day disebut ‘Hari Kasih Sayang’, disimbolkan dengan kata ‘LOVE’. Padahal kalau kita mau jeli, kata ‘kasih sayang’ dalam bahasa inggris bukan ‘love’ tetapi ‘Affection’. Tapi mengapa di negeri-negeri muslim seperti Indonesia dan Malaysia,  menggunakan istilah Hari Kasih Sayang. Ini penyesatan.

Makna ‘love’ sesungguhnya adalah sebagaimana sejarah GAMELION dan LUPERCALIA pada masa masyarakat penyembah berhala, yakni sebuah ritual seks/perkawinan. Jadi Valentine’s Day memang tidak memperingati kasih sayang tapi memperingati love/cinta dalam arti seks. Atau dengan bahasa lain, Valentine’s Day adalah HARI SEKS BEBAS.

Dan pada kenyataannya tradisi seks bebas inilah yang berkembang saat ini di Indonesia. Padahal di Eropa sendiri tradisi ini mulai ditinggalkan. Maka, semua ini adalah upaya pendangkalan akidah generasi muda Islam.

Inilah yang dikatakan Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds (1935): “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”.

 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Benarkah Ummat Islam Menyembah Ka'bah?

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته




Fitnah demi fitnah, seolah meluncur tanpa batas, dan terus menerpa ummat Islam. Kemuliaan risalah yang dibawa Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam ini seolah menjadi ancaman bagi segolongan kaum yang membenci dan merasa tertekan.

Salah satu fitnah keji yang dilontarkan adalah, ummat Islam, setiap kali shalat, sama artinya dengan menyembah Ka'bah. Na'udzubillah. Mari kita telaah. 

Perlu diingat bahwa Ka'bah adalah kiblat, yaitu arah di mana Muslim menghadap ketika mengerjakan shalat. Dalam hal ini perlu digarisbawahi bahwa Muslim menghadap Ka'bah ketika mengerjakan shalat bukan berarti bahwa mereka menyembah Ka'bah. Muslim tidak menyembah sesuatu pun selain Allah SWT. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Suratul Baqarah ayat 144.

Seperti misalnya, jika umat Islam ingin mengerjakan shalat, maka kemungkinan sebagian dari mereka akan mengerjakan shalat ke arah utara, sedang yang lain ke arah selatan. Maka untuk mempersatukan ummat Islam dalam mengerjakan shalat menyembah Allah SWT, maka ummat Islam di manapun mereka tinggal, diperintah untuk menghadap hanya pada satu arah yaitu menghadap kiblat. Jika sebagian ummat Muslim hidup di sebelah barat Ka'bah maka akan menghadap ke arah timur, demikian pula sebaliknya.

Satu hal yang perlu diingat bahwa Ka'bah terletak di tengah peta dunia. Peta pertama yang dibuat oleh umat Islam digambar dengan penunjuk arah selatan menghadap ke atas dan arah utara menghadap ke bawah. Bangunan Ka'bah berada di tengah-tengahnya. Kemudian para pembuat peta dari Barat menggambar peta dunia dengan terbalik, di mana arah utara menghadap ke atas dan arah selatan menghadap ke bawah. Alhamdulillah, sampai saat ini Ka'bah tetap berada di tengah-tengah peta dunia.

Kemudian Tawaf. Tawaf menunjukkan adanya Tuhan yang satu. Ketika ummat Islam mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah, hal ini menunjukkan keimanan dan menyembah Tuhan yang satu (Allah SWT) karena setiap putaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada satu Tuhan yang patut disembah yaitu Allah SWT.

Kemudian mengenai batu hitam yang disebut Hajar Aswad. Berdasar pada Shahih Bukhari, bagian 2 dalam Kitab Haji bab 56 Hadits ke 675, Umar berkata, ''Saya tahu engkau hanya sebuah batu yang tidak bermanfaat dan tidak merugikan. Jika aku tidak melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam (Muhammad
Shalallahu 'Alaihi Wassalam ) menyentuh (dan mencium) kamu, maka aku tidak akan pernah menyentuh (dan mencium) kamu."

Pada zaman Rasulullah, orang Islam berdiri di atas Ka'bah dan mengumandangkan adzan atau panggilan shalat. Seseorang yang menyatakan bahwa Muslim menyembah Ka'bah boleh bertanya, ''penyembah berhala manakah yang berdiri di atas berhala yang disembahnya?''

 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Hj. Irena Handono

Rabu, 07 Januari 2015

Menghapus Stigma Negatif di Wajah Islam

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


Beberapa waktu belakangan, entah itu dalam pergaulan nasional maupun internasional, Islam tidak henti-hentinya diserang dari berbagai sisi. Salah satunya dengan menyatakan : Jika Islam adalah agama terbaik, mengapa banyak orang Islam yang tidak jujur, tidak sapat dipercaya, dan melakukan penipuan, menyuap, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang?

Ketahuilah, bahwa tidak ada keraguan bahwa Islam merupakan agama paling baik, tetapi media telah dikuasai oleh orang-orang Barat yang takut pada Islam. Media itu terus memberitakan dan mencetak semua informasi yang menentang agama Islam. Jika perlu, mereka juga sengaja membuat berita yang salah tentang agama Islam, dan salah mengutip atau merancang topik yang melebihi batas.
Jika terjadi peledakan bom, lihatlah, yang pertama kali dituduh tanpa bukti-bukti adalah umat Islam! Berita ini dicetak di halaman terdepan berbagai media, kemudian setelah pelaku peledakan itu teridentifikasi seorang non-Muslim, maka hal itu dianggap berita yang tidak penting.

Ketika seorang Muslim berusia 50 tahun menikahi gadis berusia 15 tahun atas persetujuan gadis itu, berita ini dicetak pada halaman pertama. Tetapi ketika seorang non-Muslim berusia 50 tahun memperkosa gadis kecil berusia 6 tahun, berita ini akan ditulis pada bagian dalam halaman sebagai ''newsbrief''. Padahal setiap hari di Amerika terdapat sekitar 2.713 kasus pemerkosaan tetapi berita ini tidak dicetak oleh media. Kenapa? Karena hal ini sudah menjadi kebiasaan orang-orang Amerika.

Kita semua sadar memang, jika ada beberapa umat Islam yang tidak jujur, tidak dapat dipercaya, menipu, atau berbuat tidak baik lainnya, tetapi media hanya mencetak bahwa hanya umat Islam yang berbuat hal semacam itu. Ingat, kambing hitam (spacegoat) ada di setiap komunitas. Saya tahu umat Muslim juga ada yang menjadi pecandu alkohol dan mereka bisa meminum lebih banyak daripada non-Muslim yang berada di bawah meja.

Akan tetapi, yang harus disadari bersama, meskipun umat Islam dijadikan kambing hitam, tetapi secara keseluruhan, Muslim saat ini tetap menjadi komunitas terbaik di dunia. Muslim adalah komunitas terbesar dari semua komunitas yang tidak mengkonsumsi alkohol secara kolektif, Muslim adalah komunitas yang mampu memberikan sumbangan terbesar di dunia. Buktikan saja, tidak akan ada satu komunitaspun yang dapat menunjukkan (meskipun hanya sebuah lilin) pada umat Islam yang memperhatikan kesopanan, ketenangan hati, serta nilai-nilai kemanusiaan dan berbangsa.

Jangan Menilai Mobil dari Sopirnya

Jangan pernah menilai mobil dari sopirnya. Jika Anda ingin menilai betapa bagusnya model keluaran baru mobil 'Mercedes', dan seseorang yang tidak bisa menyetir mobil itu menabrakkannya, siapakah yang akan Anda salahkan? Mobil itu, atau orang yang menyetirnya? Otomatis Anda akan menyalahkan sang sopir. Untuk meneliti kebagusan mobil itu, seseorang tidak harus melihat pada sopir, tetapi lihatlah kemampuan dan keistimewaan pada mobil itu sendiri. Seberapa tinggi kecepatannya, berapa kapasitas bahan bakarnya, fasilitas kenyamanannya dan lain sebagainya. Nah, meskipun secara jujur kita mengakui argumen yang menyatakan sebagian umat Islam berperilaku buruk, tetapi kita tidak bisa menilai Islam dai pengikutnya. Apalagi yang dinilai adalah yang buruk-buruk saja. Jika Anda ingin menilai seberapa bagus agama Islam, maka nilailah menurut sumber yang asli, yaitu Al-Qur'an dan Hadits Shahih.

Kemudian jika Anda ingin menyelidiki dengan mudah seberapa bagus kualitas mobil tadi, maka pilihlah seseorang yang ahli menyetir mobil. Sama seperti pengikut Islam terbaik dan patut dicontoh, dimana Anda bisa menilai Islam dari segala tindak-tanduknya, dan dialah utusan terakhir Allah SWT, yakni Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam. Selain umat Islam, ada seorang ahli sejarah yang tidak berprasangka buruk bahkan menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia terbaik. Menurut Michel H. Hart yang menulis buku berjudul ''The Hundred Most Influential Men in History'', peringkat teratas yaitu posisi pertama diraih oleh junjungan kita, Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam. Bahkan ada beberapa non-Muslim yang memberi penghargaan pada Nabi Muhammad, seperti Thomas Carlyle, La Martine, dan masih banyak lagi yang lain.

Fakta yang Disembunyikan: Breivik, Teroris Kristen

Anders Behring Breivik
Kalau saya memaparkan fakta-fakta sejarah tentang pembantaian umat Islam yang dilakukan kaum Kristen di Spanyol, maka saya akan dianggap jadul, karena itu fakta lama. Tapi bagaimana kalau fakta yang saya paparkan berikut adalah fakta baru?

EUROPOL (lembaga penegakkan hukum di Eropa yang bekerja untuk membantu negara-negara anggota Uni Eropa untuk memerangi terorisme) mengungkapkan dalam laporan tahunan mereka pada tahun 2007-2009 bahwa 99,6% tindak terorisme di Eropa dilakukan oleh non Muslim, dimana 84,8% dilakukan oleh kelompok separatis yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam dan Muslim.

Breivik membuat sebuah dokumen jauh hari sebelum ia melancarkan aksi teror yang kemudian ia beri judul "2083-A European Declaration of Independence" yang terdiri lebih dari 800 ribu kata, 2083, adalah angka yang merujuk pada bilangan tahun dimana Breivik berkhayal pada saat itu cita-cita utamanya akan terwujud : yakni Eropa dengan kultur tunggal Kristen, tanpa Islam, maupun kaum Muslim.

Dalam manifestonya Breivik menggambarkan dunia Barat dan Islam terkunci dalam suatu peperangan abadinya yang hingga kini telah berlangsung selama 1300 tahun. Islam diidentikkan dengan gambaran wujud tertentu yang memiliki agen-agen jahat yang tidak pernah lelah berusaha memusnahkan orang-orang Kristen Eropa.

Mengapa Breivik mengebom dan membantai orang yang tak berdosa???

Breivik berdalih semua itu ia lakukan karena perintah Tuhan, sesuai dengan ayat Bibel :

Ulangan 9:3
"Maka ketahuilah pada hari ini, bahwa Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana api yang menghanguskan, Dia akan memusnahkan mereka dan Dia akan menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah engkau akan menghalau dan membinasakan mereka dengan segera, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh Tuhan." 
Ulangan 33:27
"Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman : Punahkanlah !"

Sangat disayangkan, sebagaimana kita ketahui bahwa pihak kepolisian Norwegia telah menangkap tangan pelaku teror, Anders Behring Breivik pada Jumat sore 22 Juli 2011 di pulau Utoya, tempat dia menghaburkan amunisi senjata api ke tubuh para remaja peserta kemah. Breivik ditangkap di tempat kejadian perkara berikut dengan senjata yang dia gunakan untuk melakukan pembantaian.

Namun demikian, bukan fakta mengenai profil pelaku yang diberikan oleh media massa, tetapi fitnah, tuduhan berikut dengan "dasar analisa" -yang sama sekali tidak memiliki pijakan kuat- yang menyatakan bahwa pelakunya adalah Muslim.

Tujuan utama Breivik adalah mengusir Muslim dan melarang eksistensi Islam di segala belahan bagian Eropa khususnya Eropa Barat. Ia mengklaim dirinya adalah seorang tentara perlawanan terhadap "Imperialisme Islam". Dalam pandangannya Islam sedang meng"kolonisasi" Eropa dengan cara menyumbang angka kelahiran yang tinggi dan immigrasi Muslim dari benua Asia-Afrika.

Hingga 2 hari kejadian pengeboman dan pembantaian puluhan pemuda Norwegia, seluruh pers di Norwegia menyatakan bahwa pelaku pengeboman dan pembantaian itu terkait dengan Al Qaeda, atau kelompok muslim fundamentalis.

Jangan Berlebih-Lebihan !
 
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". (QS Al-Ma'idah:77)
 
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Baqarah:109)
 
 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selasa, 06 Januari 2015

Menjawab Polemik Asma Allah di Malaysia


السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


Tahun lalu, saudara seaqidah kita di Malaysia patut bersyukur atas keputusan Pengadilan Tingkat Banding Malaysia yang menerima gugatan pemerintah terkait dengan larangan penggunaan kata Allah untuk kalangan Kristen. Menurut mereka, penggunaan kata Allah untuk menyebut tuhan agama lain dapat memengaruhi ummat Islam untuk berpindah agama. Ironisnya, keputusan tersebut diterima setengah hati oleh kaum Kristen di sana. Hal ini disebabkan, sejak Malaysia mengumumkan kemerdekaannya di tahun 1963, umat Kristen di Malaysia menyebut tuhan dengan sebutan “Allah”, demikian halnya dengan Bibel mereka. Salah satu pihak Kristen yang menyayangkan keputusan tersebut adalah media Katholik, The Herald, dan berrencana untuk menempuh jalur hukum. Kita pun lantas menjadi bertanya-tanya, tepatkah penggunaan kata “Allah” sebagai nama tuhan di kalangan non-Islam, utamanya Kristen? 

Penyebutan Nama Tuhan di Berbagai Wilayah di Dunia

Penyebutan nama tuhan oleh kaum Zulu di Afrika Selatan barangkali cukup mengagetkan kita. Tuhan Yang Maha Kuasa mereka sebut dengan istilah “Umvelingangi”, yang apabila dilafalkan secara tepat akan terdengar seperti “Walla-hu-gani” atau “Dan Allah Maha Kaya”. Merekapun mendefinisikan tuhan mereka sebagai “Hawu umnimzani! Uyena, umoya oingcwele, akazali yena, futh! Akazalwanga; futhi, akukho lutho olu fana naye” (Oh tuan! Dia adalah jiwa yang murni dan suci. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang menyerupai-Nya!). Betapa mirip definisi mereka tentang tuhannya dengan firman Allah dalam Surah Al-Ikhlas. Itu di Afrika Selatan. Di Hindi, kata untuk menyebut Tuhan Yang Maha Kuasa adalah “Pramatma”. Dalam bahasa Sanskrit, “Atma” berarti jiwa, dan “Pram-atma” bermakna Jiwa Besar dan Suci, atau Jiwa Suci. Sementara itu, konsep Barat (Anglo-Saxon dan Teuton) mendefinisikan tuhan dengan sebutan GOD (Inggris), GOT (Afrikaans), GOLT (Jerman), GUDD (Danish, Swedia, Norwegia). Bangsa Latin menyebut nama tuhan dengan sebutan “Deus”, dan bangsa Israel menyebut nama tuhannya dengan sebutan “EL” atau Adonai. Bangsa Yahudi juga dikenal menyebut tuhannya dengan istilah “Yahweh” (YHWH).

Bagaimana Yesus dan Bangsanya Menyebut Tuhannya?
Penyebutan nama tuhan oleh Yesus dapat kita simak bersama dalam Matius 27:46. Ketika Yesus berada di atas salib dan dalam kondisi yang kritis, ia menyeru “Eli, Eli, lama sabakhtani? Artinya, Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Yesus menggunakan kata “E’li” yang dalam kenyataan adalah “Allah” yang sama dengan kitab suci Al-Qur’an. Dalam kitab Wahyu 19:19 juga disebut “Alleluyah, Alleluyah” yang merupakan terminologi Aramaik dan Yahudi. Istilah ini, ketika diucapkan dan dilafalkan dalam bahasa Arab, bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an, akan menjadi “Ya Allahu”, “Ya Allahu”, yang berarti “Ya Allah”. Jadi, “Alleluyah” artinya “Ya Allah”, meskipun umat Kristen hari ini akan memaknainya sebagai “Sampaikan kepadaNya do’a”. 

Sementara itu, istilah “Yahweh” yang digunakan orang Yahudi untuk menyebut nama tuhannya, merupakan gabungan atas dua frase “Ya” dan “Hwe”. “Ya” bermakna “Ya / Wahai”, sedangkan “Hwe” bermakna “Dia”. Itu sebabnya, orang-orang Yahudi ketika mereka mengatakan “Yahwe” atau yang dalam bahasa Arab “Ya Huwa”, maka kata-kata itu hanya akan berarti untuk memanggil Tuhan Pencipta mereka dalam “pelafalan-Nya” daripada nama sesungguh-Nya. Bagi mereka, nama sesungguhnya dari tuhan mereka adalah “EL/ ELO/ ELOHIM” yang dalam bahasa Arab menjadi Allah dan Allahumma. Dari penyebutan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dalam bahasa Musa, Yesus, dan Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, nama Tuhan Yang Maha Kuasa adalah ALLAH. Dan sampai di sini, kita tahu, bahwa, satu-satunya ummat manusia yang teguh menjalankan risalah tauhid yang dibawa nabi-nabi terdahulu hanyalah ummat Islam. Meskipun umat Kristen mengaku menjalankan risalah Yesus, justru, yang ia jalankan adalah apa yang diajarkan Paulus. Maka, jelaslah bahwa asma Allah hanya untuk ummat Islam.

Asma Allah Telah Ada Semenjak Pra-Islam
Dalam buku The Islamic Invasion, Robert Morey mengatakan bahwa “Allah”-nya Islam adalah Dewa Bulan, dewa pra-Arab dan merupakan berhala. Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, bahwa El, Eloi, Allah, Yahweh, Elohim, adalah sederet kata-kata yang dipakai oleh masing-masing bangsa saat itu untuk menyebut nama tuhannya. Dan kata “Allah” adalah kata yang dipakai oleh bangsa Arab untuk menyebut Tuhan, khususnya oleh para Ahnaf (masyarakat Arab yang mengikuti millatu Ibrahim). Dan perlu dicatat bahwa nama Allah tidak termasuk dalam jajaran nama-nama berhala ataupun dewa-dewa Arab. Kehadiran Rasulullah dengan risalah Islam telah membimbing kaum jahiliyyah untuk mempergunakan kata “Allah” untuk nama Tuhan yang tepat. Begitupun dengan bangsa Israel yang diarahkan oleh nabi-nabinya untuk menggunakan kata “Yahweh” untuk menyebut Tuhan yang tepat. Sekali lagi, tepatlah bahwa asma “Allah” hanya untuk ummat Islam.

Umat Kristen Tidak Konsisten
Kalau kita menilik bagaimana kitab suci umat Kristen menyebut nama tuhannya, kita akan memperoleh suatu penyimpulan bahwa umat Kristen tidak konsisten dalam menggunakan nama tuhan. Bagaimana tidak? Ketika Bibel dengan berbagai versi di dunia menggunakan istilah “GOD” , “FATHER” , dan “LORD” untuk menyebut tuhan, justru, Bibel yang beredar di Indonesia dan Malaysia menggunakan nama “ALLAH” yang juga ditujukan untuk menamai siapa yang disebut “TUHAN” atau “BAPA” itu. Se-mayoritas apapun ummat Islam di Indonesia dan Malaysia, ummat Islam tidak pernah memaksa umat Kristen untuk menyebut Tuhan dengan asma “ALLAH” Yang terjadi justru sebaliknya. Penggunaan istilah-istilah Arab disematkan dalam agama Kristen dengan tujuan pemurtadan. Minimal, liberalisasi aqidah. Bukan kali ini saja mereka “meminjam” nama untuk menyebut tuhan, karena ketika di seluruh dunia kitab suci umat Kristen disebut dengan “Bible”, justru, di kedua negeri muslim ini, kitab suci umat Kristen disebut terang-terangan dengan istilah “Alkitab”. Apa tujuannya? Tidak lain untuk mempropagandakan bahwa “semua agama adalah sama” dan “semua kitab suci pada hakikatnya adalah sama”.

Secara logika, umat Kristen sendiri akan mengalami kebingungan ketika menyebut nama tuhannya. Di satu sisi, ia menggunakan kata “Bapa”, dan di lain sisi ia menggunakan kata “Allah”. Implikasinya, bagaimana kemudian mereka mempertanggungjawabkan doktrin trinitas yang mereka yakini sebagai “tiga dalam satu” dan “satu dalam tiga”? Lebih tinggi mana kedudukan “Allah” dengan “Bapa”? Jika “Bapa” adalah “Allah”, mengapa ada pemilihan istilah kedua kata tersebut untuk ayat-ayat di dalam Bibel? Mengapa tidak diseragamkan saja penggunaan “Bapa” untuk menyebut tuhan, atau “Allah” untuk menyebut tuhan? Mengapa jika Yesus menggunakan kata “Eli” untuk menyebut tuhan, di ayat yang lain penulis Bibel harus menggunakan istilah “Bapa” ?

Kita dapat mencermatinya secara langsung dalam ayat versi Inggris dan Indonesia sebagai berikut.

“Let not your heart be troubled: ye believe in God, believe also in me.” (John 14:1)
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” (Yohanes 14:1)

"What do you want with us, Son of God?" they shouted. "Have you come here to torture us before the appointed time?" (Matthew 8:29)
“Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" (Matius 8:29)

Anehnya, dalam ayat versi Inggris yang lain, penyebutan tuhan dinisbatkan dengan kata “Lord”. Dan dalam versi Indonesia, “Lord” justru diartikan dengan “Tuhan.” Padahal kedudukan “God” dan “Lord” adalah sama.

“And when they were departed, behold, the angel of the Lord appeareth to Joseph in a dream, saying, Arise, and take the young child and his mother, and flee into Egypt, and be thou there until I bring thee word: for Herod will seek the young child to destroy him.” (Matthew 2:13)
“Sesudah orang-orang majusi itu melanjutkan perjalanan mereka, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yusuf dalam mimpi. Katanya, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, dan larilah ke Mesir. Kemudian tinggallah di sana sampai aku memberi kabar kepadamu, karena Herodes sedang mencari Anak itu untuk membinasakan-Nya!” (Matius 2:13)

“But to us [there is but] one God, the Father, of whom [are] all things, and we in him; and one Lord Jesus Christ, by whom [are] all things, and we by him.” (1 Corinthians 8:6)
“Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” (1 Korintus 8:6)

Yang paling mengejutkan adalah ungkapan khas umat Kristen dalam do’a-do’a mereka : “Dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus”. Silakan dicermati. Adakah dari ungkapan tersebut yang menggunakan istilah “Allah” di sana? Tidak! Ungkapan tadi sama sekali tidak menyebutkan nama Allah. Padahal ketiga oknum tersebut dianggap sebagai tuhan oleh mereka, dan sangat bertolakbelakang dengan ayat pertama surah Al-Fatihah. Lafal “Bismillahirahmanirrahiim” secara jelas menyebutkan “Dengan menyebut nama ALLAH, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Dan secara frontal, ayat yang senantiasa kita baca sebelum kita memulai segala aktivitas, telah menjadi tamparan keras bagi pondasi iman trinitas umat Kristiani. Basmallah adalah fondasi paling esensial bagi ummat Islam. Dari Basmallah pula, penyimpulan kita akan semakin mantap bersuara lantang, bahwa asma Allah hanya untuk ummat Islam.

 Di akhir tulisan ini, izinkan saya untuk menguraikan terjemah surah Al-Ikhlas, yang secara tegas memberikan kesegaran atas dahaga keingintahuan kita: siapakah Allah itu?

Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa, dan senantiasa teguh memegang iman Islam hingga akhir hayat nanti. Wallahu walliy at taufiq.

(1) Katakanlah (Muhammad), “Dia-lah ALLAH, Yang Maha Esa. (2) ALLAH tempat meminta segala sesuatu. (3) (ALLAH) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (4) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Minggu, 04 Januari 2015

Saatnya Bergabung bersama Irena Center!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Sebagai yayasan yang bergerak aktif dalam upaya pembentengan aqidah, sterilisasi aqidah dari upaya-upaya yang mengancam ummat, dan membina muallaf, kami, Irena Center, membuka  lowongan untuk posisi staf administrasi Irena Center (satu orang) untuk bekerja bersama kami dalam mewujudkan visi dan misi yayasan bentukan Ustadzah Hj. Irena Handono ini.

Job Description
  • Menerima penjadwalan agenda pengajian Hj. Irena Handono
  • Memanage penjadwalan agenda pengajian Hj. Irena Handono
  • Memanage arus keluar-masuk produk-produk Hj. Irena Handono (berikut kegiatan promosi, proses pengiriman, pemesanan, beserta kalkulasi administratif)
  • Job desc lain akan ditentukan berikutnya.

Kriteria
  1. Muslimah, usia maksimal 35 tahun
  2. Berhijab dan bisa mengaji
  3. Pendidikan minimal S-1/sederajat (semua jurusan)
  4. Memiliki kecakapan dalam berkomunikasi 
  5. Cekatan, ulet, terampil, bersedia bekerja dalam tim
  6. Jujur
  7. Bersedia ditempatkan di kantor pusat (Bekasi) maupun di Pondok Pesantren Muallafah (Sentul, Bogor)
Proses Pendaftaran

Kirimkan Curriculum Vitae (CV), pas foto terbaru berwarna (1 lembar), scan kartu identitas, scan ijazah, ke e-mail irenahandonomanajemen@gmail.com

Berkas ditunggu paling lambat 4 Februari 2015



Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh