irenacenter.com

irenacenter.com

Rabu, 27 Agustus 2014

"12 Days Exploring the Islamic Caliphate...SPAIN (ANDALUSIA), MORROCO, TUNIS...with Hj. IRENA HANDONO *** 08 October - 19 October 2014"

Hari ke 3 Madrid – Cordoba (Breakfast, Lunch, Dinner )
10 Oktober 2014 (Jum'at)




Setelah makan pagi, anda akan melanjutkan perjalanan menuju kota Khalifah Cordoba sambil melewati The Old Islamic Moorish City La Judeira dengan jalanan yang berbatu, khasdari Abad Pertengahan. Mengunjungi Mezquita de Cordoba yang dibangun oleh Abdul Rahman I yang kemudian terus diperluas oleh penerusnya. Kemudian kita akan menuju Madinat Azahra sambil melewati Jewish Quarters, The Ruins of Medina Azahra, Islamic Moorish Bridge of Musa bin Maimum, Islamic Bridge Tower Torre la Calahorradan Traditional Islamic Museum La Casa Andalusia sambil menikmati pemandangan indah sekitarnya.










Daftarlah segera!!! 

Let's Visit 3 Country for ONLY USD 3.550


More Information:

"Irena Center" - 0812 82 699 030 (Anna.T)
- 0815 133 467 64 (Irena.H)
Pin BBM: 7EE503FF
email: anna.triana12@yahoo.de


Selasa, 26 Agustus 2014

Hj Irena Handono : Pahami Sulitnya Menjadi Muallaf



Setelah menjadi muallaf beberapa tahun lalu, Hj Irena Handono, semakin aktif dalam bidang dakwah. Tak hanya itu, dia pun tergerak untuk mencurahkan perhatiannya pada pembinaan muallaf.
 Hj Irena pun paham betul seluk beluk dalam pembinaan agar hasilnya lebih efektif. Menurutnya, agar pembinaan dapat berjalan dengan baik, para pembina terlebih dulu harus mengenali dengan baik masa lalu atau dunia awal para muallaf.

”Yang paling dibutuhkan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina harus faham tentang dunia mereka yang lama,” tandas pimpinan Irena Handono Center ini.


Kepada Damanhuri Zuhri dari Republika belum lama ini, Hj Irena memaparkan secara panjang lebar seputar upaya pembinaan muallaf, kondisinya kini, kendala dan bagaimana seharusnya umat memberikan kepedulian. Berikut petikan wawancaranya:

Bisa dijelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka membina para muallaf?
Ketika kita berhadapan dengan persoalan muallaf dan kemudian menukik kepada pembinaan muallaf, kita harus faham dulu siapa yang dimaksudkan muallaf ini. Setelah kita faham barulah kita akan mampu melaksanakan suatu pembinaan.
Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari Islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari akidah yang berbeda dengan Islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi Islam dengan ditandai mengucapkan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya sebagai Islam.
Masalahnya, meniti hidup secara Islami ini yang bagaimana. Karena dia berangkat dari akidah yang bukan Islam, yang berbeda dengan Islam, sementara innaddina indallahil islam, agama yang mendapatkan ridha Allah hanya Islam, maka di sinilah belajar itu diperlukan.

Bagaimana metode balajarnya?
Macam-macam bentuknya. Tetapi yang penting, yang paling dibutuhkan untuk pembinaan atau pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina ini harus faham tentang dunia mereka yang lama.
Bagi saya ini suatu kemutlakan karena kalau kita tidak mengenal atau tidak mengetahui bagaimana dunia mereka yang lama, maka kita menjadi tidak memahami atau memperlakukan dia sama dengan memperlakukan diri kita sendiri yang memang terlahir sebagai Islam.
Maka akan banyak muncul suatu benturan kecil atau besar yang sering kali karena si muallaf nantinya merasa, ”Saya kok nggak difahami?” ”Kenapa kok begini?” ”Kenapa kok begitu?”. Nah ini modal pembinaan, harus mengetahui, harus faham dunia awal si muallaf itu sendiri.

Materi apa yang paling dibutuhkan seorang muallaf?
Kembali lagi, kalau kita berbicara tentang sebuah agama, semua penganut agama di dunia ini menyatakan dirinya sebagai agamanya sebagai agama yang mutlak dan benar-benar dan benar. Kita berbicara dengan orang Kristen. Orang Kristen pun menyatakan seperti itu, juga orang Hindu, Budha dan lainnya.
Artinya, ketika seorang muallaf sudah menetapkan diri dengan keyakinan bahwa Islam agama yang haq, maka dia dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, berarti proses, dan proses ini perlu diperkuat terus. Dikaji sampai benar-benar melekat dan menjadi penghayatan hidupnya.
Misalnya kita kembali pada zaman Rasulullah SAW, jujur saja semua sahabat itu muallaf. Benar nggak? Tapi permasalahannya bagaimana para sahabat Rasulullah SAW mempunyai keimanan yang demikian tegak, tak tergoyahkan seperti sahabat Bilal bin Rabah.
Nah, apa yang Rasulullah SAW tanamkan kepada Bilal dan juga para sahabat? Jawabannya adalah penanaman akidah tauhid. Tauhid itu kalau sudah tertancap luar biasa nggak bisa digoyang apapun.

Dari pengalaman selama ini, bagaimana  pembinaan kepada mereka, apakah sudah yang seperti diharapkan seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kepada Bilal dan sahabat?
Saya berbicara dalam kaitan optimalisasi. Sesuai dengan tuntutan agama  bahwa ayat Allah dan hadis menyatakan bahwa kita harus selalu berevolusi dari hari ke hari. Jadikanlah hari ini lebih baik dari pada kemarin. Kalau saat ini bagaimana pembinaan muallaf, saya yakin bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pembina, tentu itu yang terbaik.

Jumat, 22 Agustus 2014

12 Days Exploring the Islamic Caliphate : SPAIN (ANDALUSIA), MORROCO, TUNIS, with Hj. IRENA HANDONO *** 08 October - 19 October 2014



12 Days Exploring the Islamic Caliphate...
SPAIN (ANDALUSIA), MORROCO, TUNIS
With Hj. IRENA HANDONO
08 October - 19 October 2014



Cordoba, The Real City of Lights.




Kemajuan Kota Cordoba di abad 10 M melebihi kota-kota lain yang ada di Eropa. Kota ini menjadi tempat perhatian dunia dan sesuatu yang mengagumkan, sama halnya dengan Kota Venesia di Balkan. Para turis yang datang dari Utara merasakan kekhusyukan dan kewibawaan kota yang memiliki tujuh puluh perpustakaan dan sembilan ratus pemandian umum ini.

Ketika para pemimpin Kota Lyon, Nevar, dan Barcelona membutuhkan ahli bedah, insinyur, arsitek bangunan, penjahit pakaian atau ahli musik, maka mereka langsung menuju ke Kota Cordoba. Inilah kesaksian orang Barat, J. Brand Trend, terhadap Kota Cordoba pada abad keempat Hijriyah (sepuluh Masehi).

Sebagai perpanjangan dari peradaban Islam, baik dari segi ilmu, nilai, dan keagungan, muncullah sang bintang, Kota Cordoba, yang menjadi saksi bisu atas pencapaian peradaban kaum muslimin dan kemuliaan Islam pada saat itu, yaitu pada pertengahan abad keempat Hijriyah atau sepuluh Masehi ketika bangsa Eropa dalam kegelapan.



Cordoba adalah suatu nama yang senantiasa memiliki alunan nada yang khusus di telinga setiap orang Eropa yang mempercayai kebangkitan dan peradaban kemanusiaan. Al-Muqri mengatakan bahwa sebagian ulama Andalusia mengatakan, Cordoba menjadi terdepan karena empat alasan. Pertama, jembatan al-Wadi, kedua Masjid Jami’, ketiga, az-Zahra dan yang keempat ilmu pengetahuan. Yang akhir paling besar secara keseluruhan (Nafh ath-Thayyib Min Ghusn al-Andalus ar-Rathib, 1/53).

Pada masa Abdurrahman an-Nashir, khalifah pertama Umayyah di Andalusia, kemudian putranya al-Hakam al-Mustanshir, Kota Cordoba mencapai puncak kemajuan dan masa keemasannya. Apalagi kota ini dijadikan sebagai ibu kota Daulah Umayyah II dan tempat istana kekhalifahan di dunia Barat.
Pada masa ini, Cordoba juga dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan peradaban dunia sehingga menyaingi Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium di benua Eropa, Kota Baghdad ibu kota Daulah Abbasiyah di Timur, Kota Kairawan dan Kairo di Afrika, sehingga orang-orang Eropa menyebut Cordoba dengan “Mutiara Dunia”.

Perhatian Dinasti Umayyah terhadap Kota Cordoba mencakup beberapa sisi kehidupan, seperti: pertanian, perindustrian, pembangunan benteng-benteng, pembuatan senjata, dan lain sebagainya. Mereka juga membuat aliran-aliran air dan mengimpor berbagai macam pohon dan tanaman buah untuk di tanam di kota ini.
Sumber: Madza Qaddamal Muslimuna lil ‘Alam Ishamatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insaniyah oleh Raghib as-Sirjani






****Daftarlah segera!!! Let's Visit 3 Country 
for ONLY USD 3.550 ****

 

More information:
"Irena Center" - 0812 82 699 030 (Anna.T)
- 0815 133 467 64 (Irena.H)
Pin BBM: 7EE503FF
email: anna.triana12@yahoo.de

Kamis, 21 Agustus 2014

Tabligh akbar bersama Hj. Irena Handono di Masjid Raudhatul Jannah, Takengon

Umi mengisi tabligh akbar di Masjid Raudhatul Jannah, Takengon, 25 Januari 2014. Alhamdulillah dihadiri Bupati dan pejabat setempat. Semoga mereka menyimak baik-baik tausiyah Umi. InsyaAllah.






Rangkaian Tabligh Akbar di Temanggung

Rangkaian Tabligh Akbar Hj. Irena Handono di Temanggung, Januari 2014







Seminar Kristologi di Malaysia

Seminar Kristologi di Malaysia bersama Hj. Irena Handono,  
Ustadz Insan L.S. Mokoginta
6 Mei 2014.






Liqa Syawal dan Silaturahim Tokoh Perempuan Nasional bersama Muslimah Hizbut Tahrir.


Liqa Syawal dan Silaturahim Tokoh Perempuan Nasional bersama Muslimah Hizbut Tahrir, 
16 Agustus 2014.

Malam Bina Iman dan Taqwa bersama Hj. Irena Handono


MABIT
(Malam Bina Iman dan Taqwa)
Masjid Agung At-Tiin
Bersama :
HJ. IRENA HANDONO
Imam Qiyamul Lail : Ust. Mufti Syafi'i, Lc, Al Hafidz

Agenda :
20.00-21.00 : Bimbingan Baca Al-Quran
21.00-23.00 : Kajian Mabit
23.00-03.00 : Istirahat
03.00-04.30 : Qiyamullail
05.00-05.15 : Shalat Subuh
05.15-06.00 : Kajian Ba'da Subuh untuk meraih pahala haji dan umrah.

Gratis untuk UMUM (Ikhwan dan Akhwat)
Sabtu Malam Ahad, 30 Agustus 2014.

CP :
Firdaus : 0815 9659 964
Parwis : 0813 1075 3015

Masjid Agung At-Tiin, Jalan Raya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Penyerahan simbolis Mushaf Al-Quran untuk Ponpes Muallafah Irena Center


Penyerahan simbolis Mushaf Al-Quran untuk Ponpes Muallafah Irena Center dari Majlis Taklim PT.Barito Pasific, Jakarta, 19 Agustus 2014.

Selasa, 19 Agustus 2014

Kerudung dalam Tradisi Yahudi dan Kristen





Menarik sekali statemen Menteri Dalam Negeri Italia Giulliano Amato, beberapa waktu lalu menjawab tuntutan dari kelompok ekstrim sekuler di Italia yang menginginkan agar dikeluarkannya larangan berkerudung bagi Muslimah di Italia. Ia mengatakan demikian, "Ketika Bunda Maria senantiasa memakai kerudung, lalu bagaimana bisa kalian berharap dari saya untuk menentang kerudung kaum Muslimah?"

Dan Amato menambahkan, "Bunda Maria adalah ibu dari nabi kita Isa al-Masih dan senantiasa memakai kerudung. Bila demikian kenyataannya, bagaimana mungkin saya menyetujui pelarangan kerudung di negara ini."

Wanita memakai busana longgar panjang dari leher hingga kaki dan memakai kerudung penutup kepala adalah suatu keumuman dari zaman ke zaman sebelum Rasulullah.  Ini terbukti dalam Bibel pun ada anjuran tegas mengenai kerudung. Dan kali ini kita akan bahas satu-persatu bagaimana pandang-an kedua agama tersebut (Yahudi & Kristen) memandang kerudung (penutup kepala).

Kerudung dalam Tradisi Yahudi
Seorang pemuka agama Yahudi, Rabbi Dr. Menachem M. Brayer, Professor Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature, menulis bahwa baju bagi wanita Yahudi saat bepergian keluar rumah yaitu mengenakan penutup kepala yang terkadang bahkan harus menutup hampir seluruh muka dan hanya mening-galkan sebelah mata saja. Dalam bukunya tersebut ia mengutip pernyataan bebera-pa Rabbi (pendeta Yahudi) kuno yang terkenal: "Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala" dan "Terkutuklah laki-laki yang membiarkan rambut istrinya terlihat," dan "Wanita yang membiarkan rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan."

Hukum Yahudi melarang seorang Rabbi untuk memberikan berkat dan doa kepada wanita menikah yang tidak menutup kepalanya karena rambut yang tidak tertutup dianggap “telanjang". Dr Brayer juga mengatakan bahwa "Selama masa Tannaitic, wanita Yahudi yang tidak menggunakan penutup kepala dianggap penghinaan terhadap kesopanannya. Jika kepalanya tidak tertutup dia bisa dikenai denda sebanyak empat ratus zuzim untuk pelanggaran tersebut."

Kerudung juga menyimbolkan kondisi yang membedakan status dan kemewahan yang dimiliki wanita yang menge-nakannya. Kerudung kepala menandakan martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi.

Oleh karena itu di masyarakat Yahudi kuno, pelacur-pelacur tidak diperboleh-kan menutup kepalanya. Tetapi pelacur-pelacur sering memakai penutup kepala agar mereka lebih dihormati (S. W. Schneider, 1984, hal 237).
Wanita-wanita Yahudi di Eropa menggunakan kerudung sampai abad ke 19 hingga mereka bercampur baur dengan budaya sekuler. Dewasa ini, wanita-wanita Yahudi yang shalih tidak pernah memakai penutup kepala kecuali bila mereka mengunjungi sinagog (gereja Yahudi) (S.W.Schneider, 1984, hal. 238-239).

Kerudung dalam Tradisi Kristen
Hingga saat ini para Biarawati Katolik menutup kepalanya secara keseluruhan. Di Indonesia sebelum tahun 80-an pakai-an biarawati adalah jilbab, pakaian pan-jang longgar dari leher hingga menutup kaki serta berkerudung yang menutup leher dan dada (masih ingat telenovela Brazil, Dolcemaria). Namun era 80-an ke atas, jubah biarawati berubah menjadi pakaian panjang hanya sampai betis. Kerudung panjang menutup dada ber-ubah menjadi kerudung hanya penutup rambut dan leher terbuka.

Padahal menutup kepala atau ber-kerudung, adalah sebuah tuntunan dalam Bibel yang sudah ada sejak zaman sebe-lum Nabi Muhammad SAW.
I Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perem-puan yang dicukur rambutnya.

I Korintus  11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Bukan hanya itu, pernyataan St. Paul (atau Paulus) yang lain tentang kerudung adalah pada I Korintus 11:3-10. St Tertulian di dalam risalahnya "On The Veiling Of Virgins" menulis: "Wanita muda hendaklah engkau mengenakan kerudung saat ber-ada di jalan, demikian pula hendaknya engkau mengenakan di dalam gereja, mengenakannya saat berada di antara orang asing dan mengenakannya juga saat berada di antara saudara laki-lakimu."

Di antara hukum-hukum Canon pada Gereja Katolik dewasa ini, ada hukum yang memerintahkan wanita menutup kepalanya di dalam gereja (Clara M Henning, 1974, hal 272).

Sabtu, 16 Agustus 2014

Tabligh Akbar di Aceh


Hj Irena Handono memberikan siraman rohani saat tabligh akbar yang diselenggarakan Forum Silahturrahmi Antar Pengajian (FORSAP) Aceh di aula Balaikota Banda Aceh, Selasa (16/4). Tablig akbar yang diikuti ratusan warga dan pelajar bertema mewaspadai pendangkalan aqidah yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. (FOTO ANTARA/Irwansyah Putra)

Ustadzah Irene Handono Beri Tausyiah di Palembang



Ustadzah Irene Handono menyampaikan tausiyah pada tablig akbar Gebyar Tahun Baru Islam 1434 H di Masjid Al Fathul Akbar Palembang, Kamis (6/12/2012).

Tablig Akbar ini dibuka Wakil Walikota Palembang H Romi Herton dan didampingi Ketua Pengajian Rhodatunnisa Hj Masyitoh Romi Herton.

Ustadzah Irena Handono Sampaikan Ceramah di Masjid Al Fauzien Depok

CAM03437 

depoknews.com | Hj. Irena Handono Ustadzah terkenal yang juga seorang  pakar kristologi memberikan ceramah dalam peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW  di  Masjid Al Fauzien Komplek Perumahan Pesona Depok, Minggu (23/6/13).

Dengan tema “Ketauhidan dan Keimanan Menghadapai Realitas Kehidupan” Hj. Irena Handono memaparkan betapa pentingnya para orang tua mempunyai bekalan ilmu agama dan pengetahuan yang cukup, sehingga bisa membentengi diri dan keluarga dari pengaruh budaya asing yang merusak.
“Hendaknya kita semua punya kemauan yang kuat untuk belajar, supaya kita tahu bagaimana kita menjaga diri kita, anak-anak kita dari serbuan budaya asing yang mengancam agama, budaya dan pola pikir kita,” jelasnya.

Ustadzah Irena juga menyampaikan salah satu yang harus diwaspadai dan dimengerti banyak game-game yang disukai para remaja dan orang tua, pada hal game-game tersebut berisi penghinaan terhadap agama Islam.
“Banyak game yang disukai para remaja kita, namun mereka tidak tahu pada game-game tersebut terselip penghinaan terhadap agama Islam,” tambahnya.

CAM03424
Sebelum memeluk agama Islam Hj. Irena yang juga banyak mengarang buku-buku agama Islam adalah seorang biarawati.

Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW sendiri dihadiri oleh ratusan jamaah dari kompek perumahan Pesona dan dari wilayah sekitarnya. Kegiatan ini juga rangkaian kegiatan hari sebelumnya yang berupa khitanan massal, yang diikuti oleh 49 anak.
Kegiatan ini dimeriahkan dengan  anak-anak TPA Al Fauzien menampilkan pembacaan puisi, doa dan kosidah yang membuat hadirin terpukau.
Untuk mensyiarkan agama Islam  Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW  tersebut diliput sebuah stasiun televesi swasta dan juga media lainnya.(Muj/dn)
CAM03441CAM03435

Selasa, 12 Agustus 2014

Subhanallah, Irene Handono Telah Islamkan 500 Lebih Muallaf




Pada 2003 Irena Center berdiri, semua bermula dari pengalaman pribadi, Irena Handono, mantan biarawati yang berkisah tentang sulitnya memperoleh binaan, seusai menyatakan  Muslimah.

Lembaga itu ialah pusat kajian dan pembinaan pembentengan akidah. Para peserta datang, tak hanya dari domestik, tetapi juga mancanegara. Ada Australia, Denmark, hingga Selandia Baru. “Tanpa pembinaan, sulit mereka mengenal Islam,” kata Irena.

Ada juga mualaf yang bingung, setelah masuk Islam bergabung ke majelis taklim mana? Adakah majelis taklim yang mau menerima mualaf? Ketika Lebaran mereka mau ke mana, karena diusir keluarganya. Ibaratnya, berbagai persoalan yang dihadapi mualaf, jawabannya bisa didapat di Irena Center.

Banyak kegiatan digelar. Mulai dari mereka yang baru tertarik Islam, berdiskusi, konsultasi, hingga yang mantap mengucapkan syahadat. Setelah masuk Islam baru dilakukan pembinaan. Pembinaan berkaitan dengan akidah, fikih, mengaji Alquran, serta membangun komunitas baru sesama mualaf.
Sebagai pusat mualaf, Irena Center berbeda dengan asrama atau pondok pesantren. Mualaf datang sesuai keperluannya, tapi tidak menginap. Kecuali ada pelatihan khusus yang memang mengharuskan para mualaf menginap.

“Seperti menjelang Ramadhan, para mualaf aktif mengikuti kegiatan di lembaga ini,” papar Irena yang sudah mengislamkan lebih dari 500 mualaf. Tak sedikit risiko yang harus dihadapi kala membina mualaf. Namun, Irena mengaku hanya pasrah kepada Allah.

Selama sembilan tahun eksis membina mualaf, Irena mengakui, tidak sedikit kendala yang dia hadapi. Setiap perjuangan penuh tantangan, tidak ada yang berjalan mulus. Mulai dari fitnah, teror, hingga pencemaran nama baik. Semua itu diserahkan sepenuhnya kepada Allah.

“Saya yakin bahwa apa yang dilakukan ini semata-mata hanya karena Allah. Pada akhirnya terbuka mana yang benar dan salah,” ungkap wanita yang menyatakan Islam sejak 1980-an ini.

Ada satu hal miris. Tidak sedikit mualaf yang diusir keluarganya, hancur usahanya. Karena Irena Center bukan yayasan zakat, ketika mereka membutuhkan bantuan finansial, sulit terpenuhi. “Kalau ada saya beri, tetapi kalau tidak ada, saya sedih sekali karena tidak bisa membantu mereka,” tutur Irena.

Hal ini mendorongnya mendirikan lembaga zakat. Ke depan, ia ingin mendirikan pondok pesantren mualaf, khususnya perempuan. “Semoga ada jalan dan Insya Allah ada jalan dari Allah,” ujarnya berharap.

An-Naba’ Center
Di lain pihak, An Naba’ Center eksis mendampingi mualaf sejak tahun 2006. Yayasan Pembinaan mualaf ini digagas oleh Syamsul Arifin Nababan. Motivasinya membina mualaf yang kerap tak terjamah.

Mereka ditempa dengan ilmu keislaman. Konsep pembinaannya melalui pondok pesantren. Secara fisik pesantren mualaf telah berdiri sejak 2008 di kawasan Sektor Sembilan Bintaro, Tangerang.

Sedangkan sebelumnya, Syamsul yang juga mualaf melakukan pembinaan secara berpindah-pindah dari masjid ke masjid. Kini dengan adanya pondok pesantren, pembinaan mualaf bisa lebih fokus lagi. (sumber: republika.co.id./11/08/2012)

-----
Disadur dari  http://www.muslimuna.com/2012/11/subhanallah-irene-handono-telah.html?m=0